Harga Rokok Semestinya di Atas Rp 50 Ribu, Begini Penjelasannya

Harga Rokok Semestinya di Atas Rp 50 Ribu, Begini Penjelasannya
Rokok dan asbak. Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

Menurut Hasbullah, pemerintah sebenarnya punya peluang menaikkan harga rokok cukai rokok. Namun, hal itu tidak dilakukan.

Padahal, kata dia, potensi cukai rokok besar dan. “Cukai rokok bahkan lebih besar dari tax amnesty. Lebih besar dan negara lagi butuh duit," tukasnya. 

Selain itu Hasballah mengatakan, jurus pemerintah mengampanyekan bahaya merokok dengan memasang gambar seram pada kemasannya ternyata tak efektif. Sebab, langkah itu tak mengurangi jumlah perokok.

"Gambar seram di bungkus rokok kurang. Rokok yang dijual di Nepal dengan volume lebih kecil ada 90 persen dengan bungkus rokok begitu. Kita cuma 40 persen, kenapa takut," jelasnya.

Dia juga menyesalkan banyaknya warung dan toko kelontong yang mengizinkan penjualan rokok dalam jumlah ketengan atau satuan. “Diketeng itu membuat anak semakin terjerumus bisa membeli dengan mudah dan murah,” tandasnya.(ika/JPC)


Pakar kesehatan kembali menggulirkan ide tentang kenaikan harga rokok. Sebab, harga rokok rata-rata Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per bungkus saat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News