Hari Ini BEI Masih Lanjutkan Suspensi
Kamis, 09 Oktober 2008 – 09:17 WIB
Bank Indonesia akan terus berada di pasar untuk menjaga agar pergerakan nilai tukar rupiah tidak terlalu tajam. Cadangan devisa Indonesia masih cukup kuat untuk mempertahankan nilai tukar rupiah di tingkat yang wajar. Meski sempat merosot tajam Selasa (7/10), bank sentral beranggapan nilai tukar masih berada pada ambang wajar.
''Dibanding posisi awal tahun, depresiasinya baru 2 persen,'' jelas Deputi Gubernur Senior BI Miranda Swaray Goeltom kemarin (8/10). Dia menyatakan, cadangan devisa Indonesia masih setara dengan 4,5 bulan impor. ''Cadangan devisa kita masih sangat memadai,'' kata Miranda.
Berbeda dari saham yang anjlok drastis, rupiah pada perdagangan kemarin hanya menurun tipis 35 poin ke posisi 9.595 per USD. Deputi Gubernur BI Budi Mulya menegaskan, BI tidak pernah menargetkan nilai tukar rupiah. Namun, yang terpenting adalah menjaga volatilitasnya.
Nilai tukar rupiah tidak anjlok karena asing masih mengoleksi SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dalam jumlah besar. Menurut Budi, kepemilikan asing atas SBI masih Rp 20 triliun.
JAKARTA - Pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kian mengkhawatirkan. Sepanjang Rabu (8/10), indeks harga saham gabungan (IHSG) terperosok
BERITA TERKAIT
- AirAsia Tawarkan Tiket Murah Jakarta-Perth Hanya Rp 1 Jutaan
- Dukung Pembangunan Berkelanjutan Pendidikan Berkualitas, BCA Berbagi Ilmu di Unsri
- MenKopUKM Bidik Inabuyer B2B2G Expo 2024 untuk Memperluas Pasar UMKM
- Perekonomian Nasional Bertumbuh tetapi Pemerintah Harus Tetap Waspada
- Bea Cukai Bekasi Resmikan Kawasan Berikat Mandiri PT LG Electronics Indonesia di Cibitung
- Jakarta Marketing Week 2024: Direktur BRI-MI Terima Penghargaan DEWI BUMN 2024