Hari Solidaritas Bagi Palestina, Adara Ajak Membangun Kembali Gaza

"Anak-anak kita saat ini dengan izin Allah kelak akan menjadi generasi pembebas yang berkontribusi dalam terwujudnya kemerdekaan Palestina yang waktunya hanya berjarak dua ujung busur panah bahkan lebih dekat dari itu (sudah tidak lama lagi)," ungkap Rabab.
Berbicara atas nama Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsa (KPIPA), Nurjanah Hulwani menyatakan bahwa kejahatan penjajah zionis harus dilawan dengan segala kekuatan yang dimiliki, jumlah lebih dari 14 ribu yang meninggal di Gaza, 70% nya adalah perempuan dan anak dalam waktu 1,5 bulan, ini adalah bentuk kejahatan kemanusian terbesar yang dilakukan penjajah zionis Israel.
"Kita perempuan Indonesia harus terus menyuarakan dan membuktikan pembelaan kita kepada Palestina dengan menghimpun kekuatan yang kita miliki yaitu kekuatan politik, kekuatan media dan kekuatan dana," ujarnya.
Bunda Romi, menyatakan bahwa program-program pemulihan Gaza pasca agresi sangat penting, khususnya bagi anak dan perempuan yang menjadi sasaran Israel, "Anak-anak dan perempuan harus dilindungi, karena mereka adalah penerus bangsa.
Ia menegaskan bahwa membantu masyarakat di Palestina tidak hanya dari sisi kesehatan fisik ilmu kedokteran secara psikologis kita bisa membantu mereka, menghilangkan trauma, membantu perempuan- perempuan yang merasa sudah mengalami banyak hal dalam hidupnya agar mereka bisa keluar dari perasaan cemas dan rasa tidak nyaman ini, melalui konseling online atau apapun agar dapat membantu membangitkan kehidupan mereka.
Hal yang sama diungkap pula oleh Roziana Ghani dan dr. Dewi Inong Irana, yang mengatakan bahwa agresi militer Israel sangat merusak kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak dan bayi yang terluka parah, luka parah tersebut bisa menyebabkan infeksi berat, apalagi dengan tidak adanya obat-obatan saat ini, dan tenaga medis serta tempat pengobatan yang layak, dan akibatnya bisa mengakibatkan nyeri yang sangat parah, penderitaan yang sangat mengerikan untuk anak dan wanita, cacat dan kematian.
"Oleh karena itu, menurutnya perlu bantuan medis untuk rehabilitasi pasca agresi yang akan menjadi pekerjaan jangka panjang," kata dr. Dewi.
Mewakili tokoh agama di kalangan perempuan, Dr. Syifa yang merupakan Ketua Umum Badan Kerjasama Majelis Taklim (BKMT) menyampaikan urgensi para tokoh agama untuk tidak berhenti bersuara tentang Palestina dalam majelis ilmu, khususnya tentang Gaza.
Adara Relief Internasional menggelar acara ‘Women Speak Up For Palestina’, dengan tema ‘Your Silence is Killing’. Kegiatan yang dihelat
- Waka MPR: Upaya Pemberdayaan Perempuan Bagian Langkah Strategis
- Usung Konsep Persamaan Gender, Womens Day Run 2025 Akan Digelar Besok
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- Kisah Rina Santi, Sukses Menginspirasi Perempuan lewat Komunitas Women in Energy