Harimau Jawa Masih Ada

Harimau Jawa Masih Ada
Harimau Jawa Masih Ada
Menurut Deni, penemuan habitat macan tutul di hutan desa Citapen secara langsung bersinggungan dengan lahan milik Perhutani yang sebagiannya telah siap dipanen. Hal tersebut, bila tak diantisipasi sejak dini terutama oleh kalangan birokrat yang berwenang, akan  potensial menyebabkan konflik keterbatasan lahan.

“Ujung-ujungnya, kalau lahan hutan terus digarap menjadi lahan pertanian dan perkebunan yang tak berkesudahan, otomatis ruang gerak karnivor besar akan semakin tersudut. Satwa mangsa macan tutul akan langka, dan akhirnya besar kemungkinan karnivor besar akan memangsa hewan milik penduduk,” paparnya.

Selain di hutan desa Citapen, tambah Deni, penyebaran karnivor besar di Kuningan juga terdapat di Cibinbin, Gunung Pojok Tilu dan Gunung Bongkok. Ia mengaku kelanjutan penelitian sangat bergantung dari biaya yang umumnya di Indonesia masih didanai funding luar negeri. “Bantuan dari Yayasan Mukti Mandiri, sejauh ini sangat membantu penelitian kami. Dan, hasil yang kami harapkan berhasil didapat,” ucapnya sambil dengan bangga menunjuk foto macan tutul hasil jepretan kamera trap.

Pemanfaatan lahan hutan, tentu tak lepas dari aktivitas masyarakat setempat dalam mengelola berbagai hasil pertanian dan perkebunan. Didik Uhadi dari Raksa Bumi Citapen menginginkan bila kawasan Bukit Pembarisan akan dimasukan dalam zona ekosistem karnivor besar yang dilindungi, yang mesti dijaga keberadaannya, maka pemerintah dan pihak terkait harus memikirkan kontribusi lain terhadap pemenuhan penghasilan masyarakat yang selama ini bergantung dari hutan.

CIREBON - Sejumlah peneliti karnivor besar datang ke Graha Pena Radar Cirebon, Selasa (1/9). Mereka mempresentasikan hasil penemuan mencengangangkan:

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News