Harta Karun Talaga Warna, Kota yang Hilang Di Tanah Sunda (2/habis)

Harta Karun Talaga Warna, Kota yang Hilang Di Tanah Sunda (2/habis)
Suasana di Talaga Warna, Puncak, Bogor. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Pendek cerita, setelah sembilan bulan sepuluh hari, Purbamanah melahirkan seorang putri.

Diberinya nama Nyi Mas Gilang Rukmini. Kerajaan pun menggelar pesta selama tujuh hari tujuh malam, sebagai wujud sukur atas kelahiran puteri mahkota.

Dalam perkembangannya, sang putri yang juga dikenal dengan nama Nyi Mas Ratu Dewi Kencana Wungu Kuncung Biru tumbuh menjadi wanita cantik jelita.

"Namanya juga anak gadis satu-satunya, sudah barang tentu dia sangatlah disayang dan dimanja. Hingga apa pun yang diminta akan dipenuhi," kata budayawan C. Supandi.

Ternyata, mendidik anak menjadi manja tidaklah baik. Tuan puteri kerap marah-marah dan berkata kasar bila apa yang diingin tidak diberikan. 

Pun demikian, dia tetap menjadi kesayangan kerajaan dan rakyatnya.

Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-17, perempuan yang konon cerita punya paras jelita, minta hadiah agar tiap helai rambutnya diberi hiasan emas dan permata.

Mengetahui itu, tanpa ada yang mengomandoi, untuk menyenangkan hati tuan putri, dengan sendirinya rakyat di negeri Kutatanggeuhan berdatangan memberi emas dan permata. 

PRABU Swarnalaya bertapa. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Sejurus kemudian, Ratu Purbamanah hamil.  Tempat bertapa sang prabu, di kemudian hari,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News