Hasil Bumi Aceh Ini Sudah Langka, tetapi China Sangat Menginginkannya

Namun dalam pemrosesannya, dari 1.000 kilogram hanya bisa menghasilkan 2,5 kilogram obat-obatan berbentuk cairan.
Di China, Chawun memasarkan obat-obatan berbentuk cairan jernang itu dengan harga 200 yuan atau sekitar Rp 450 ribu untuk kemasan 30 mililiter.
"Selain di China, kami juga memasarkannya di Malaysia dan Singapura," ujarnya.
Ia berusaha meningkatkan kapasitas produksi obat luar untuk bisa digunakan mengatasi nyeri persendian dan luka pada kulit.
Namun, kelangkaan bahan baku dari Aceh itu menjadi salah satu faktor yang menghambat Chawung dalam memproduksi minyak jernang lebih banyak.
Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun berjanji akan membantu Chawun dalam mengatasi kesulitan bahan baku dari Aceh tersebut.
"Mungkin petani di daerah perlu didorong untuk meningkatkan budidaya jernang itu," ujarnya. (ant/dil/jpnn)
Perusahaan di China sangat menginginkan hasil bumi Aceh yang jumlahnya terbilang langka ini, bagaimanakah Indonesia menyikapinya?
Redaktur & Reporter : Adil
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik
- Kunjungan Xi Jinping ke 3 Negara ASEAN Menegaskan Prioritas China
- Prabowo Sebut Indonesia Netral Menyikapi Perang Dagang AS-China
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini
- Menhut dan Titiek Soeharto Kunjungi Titik Nol Sabang, Ikon Aceh untuk Negeri