Hasil Kajian IWI: 2030 Jakarta akan Mengalami Defisit Air Bersih
jpnn.com, JAKARTA - Hasil kajian Indonesia Water Institute (IWI) menyatakan lebih dari 50 persen wilayah Jakarta mengalami kesulitan air bersih.
Dengan kondisi seperti itu, maka bisa dikatakan Jakarta merupakan wilayah yang mengalami kekurangan air.
Disebutkan juga, hal tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih dan analisis ketersediaan air DKI Jakarta hingga tahun 2030, yang menyatakan ibu kota negara ini akan mengalami defisit air.
"Isu krisis air di Jakarta dan kota-kota lainnya, makin hari kian ramai dibahas apalagi saat pandemi, air menjadi kebutuhan utama dalam memutus rantai penyebaran virus Covid-19," kata Chairman & Founder IWI, Firdaus Ali dalam webinar nasional memeringati Hari Air Dunia, Senin (22/3).
Dia mengajak generasi muda untuk melihat masalah lingkungan perkotaan yang saat ini tengah dihadapi dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.
Seperti bencana alam, kelangkaan air baku, pencemaran air, ektraksi air tanah berlebihan, serta dampak pemanasan global.
Generasi muda diajak untuk bersama-sama melihat kondisi nyata terpuruknya daya lingkungan saat ini. Mulai dari DKI Jakarta yang bisa dijadikan pembelajaran bagi kota-kota lain di Indonesia.
Sebab, kondisi dan tantangan tata kelola air yang dihadapi Jakarta dan beberapa kota-kota besar di Indonesia merupakan isu yang sangat krusial, terutama dalam menyiapkan masa depan.
Hasil kajian IWI menyatakan lebih dari 50 persen wilayah Jakarta mengalami kesulitan air dan pada 2030 defisit air bersih.
- Sampah Jakarta 8.200 Ton, DPRD Usulkan Tiru Singapura
- Perum Bulog Mulai Salurkan Bantuan Beras Tahap 2 kepada 269 Ribu Warga Jakarta
- DPRD Wanti-Wanti Pemprov DKI, Air Bersih Masih Sulit, Baru 67 Persen
- Jelajahi Arab Saudi dan Temukan Keindahan Sejati Arabia di Jakarta
- Tingkat Partisipasi Pemilih di Jakarta Turun saat Pemilu 2024
- Layanan SIM Keliling di Jakarta Hari Ini Ada di 5 Lokasi, Catat Biayanya