Hasil Ngebom, jika Dipegang Kepalanya, Badan Menekuk

Hasil Ngebom, jika Dipegang Kepalanya, Badan Menekuk
Ismail Mustamin menunjukkan ikan jenaha hasil tangkapan tanpa ngebom di Berau, Kaltim, Jumat (20/1). Foto: JUNEKA SUBAIHUL MUFID/Jawa POS

”Membeli ikan dari hasil ngebom berarti terlibat,” ucap Ismail yang masuk ke Tanjung Batu sekitar 2004.

Ismail mengaku sebelumnya tidak tahu sama sekali tentang bisnis ikan. Sejak SMP dan SMA di Sulawesi Selatan dia menekuni elektronika.

Hasil memperbaiki barang elektronik itu dipergunakan untuk biaya sekolah sendiri.

Lulus dari SMA, Ismail melanjutkan studi ke jurusan elektronika di STMIK Dipanegara Makassar. Tapi, dia tidak nyaman karena pada saat kuliah justru dibiayai orang tua. Akhirnya dia memilih merantau ke Tanjung Batu.

Semula Ismail hanya ingin berwisata dan join investasi dengan temannya dalam bisnis ikan.

Tapi, kongsi itu gagal. Bukan untung, malah buntung. Dia butuh waktu tiga tahun untuk jungkir balik mendapatkan pemancing dan pembeli yang jujur.

Ismail tahu bisnis ikan itu menguntungkan. Hanya, pada tiga tahun pertama tersebut, labanya dibawa pembeli curang atau nelayan yang berutang.

”Tapi, dari awal saya memang hanya mau beli ikan yang ditangkap ramah lingkungan,” ujar dia kembali menegaskan soal ramah lingkungan itu.

Ismail Mustamin mencoba menebarkan kesadaran bahwa menangkap ikan dengan cara meledakkan bom hanya akan merusak ekosistem laut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News