Hasto Beri Sinyal Sandiaga jadi Bacawapres Ganjar Melalui Sebuah Pantun
jpnn.com, JAKARTA - Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto memberikan pandangan berharga tentang pemikiran pembebasan ala Indonesia yang terinspirasi dari Bung Karno.
Pemikiran itu disampaikan dalam bedah buku "Merahnya Ajaran Bung Karno: Narasi Pembebasan Ala Indonesia" hasil tulisan Airlangga Pribadi Kusman dan digelar di Aula Jenggala, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Hasto yang merupakan tokoh politik ternama, memberikan sebuah suguhan yang begitu memikat hati para hadirin. Tak hanya berdiskusi yang berbobot, melainkan juga menyajikan sebuah pantun yang mengundang tawa.
Pantun itu ditujukan kepada Menparekraf Sandiaga Uno yang hadir pada kegiatan bedah buku. Dia menilai Sandiaga sebagai sosok menarik untuk dipasangankan dengan Ganjar Pranowo.
"Mas Sandiaga Uno ini pintar sekali,
Bangun Indonesia maju dan berdikari,
Kesadaran ideologisnya semakin tinggi,
Salah satu bacawapres Ganjar yang menarik hati."
Pantun tersebut mencerminkan dukungan Hasto Kristiyanto terhadap sosok Sandiaga yang dikenal sebagai figur cerdas dan berdedikasi untuk memajukan Indonesia.
Hasto menyebut saat ini adalah waktu yang tepat untuk menghadapi perubahan zaman, dan dia merasa perlu mengingatkan bahwa pengusaha sukses seperti Sandiaga juga dapat berbicara tentang gagasan pembebasan ala Bung Karno.
"Mas Sandi inikan pengusaha sukses, pengusaha sukses tiba-tiba berbicara tentang gagasan pembebasan Bung Karno berdasarkan falsafah," kata Hasto dalam siaran pers yang diterima.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan sinyal Sandiaga Uno sebagai salah satu bacawapres menarik bagi Ganjar Pranowo.
- Sandiaga Uno Ingin Labuan Bajo Menjadi Green Tourism Destination
- Hadiri Sidang Putusan PHPU Pilpres 2024 di MK, Ganjar Singgung Kemerdekaan Hakim
- Kubu Prabowo Yakin Permohonan Pihak Anies & Ganjar Bakal Ditolak Hakim MK
- Ketimbang Urus Kasus Connie, Polisi Disarankan Buka Pengusutan Dugaan Korupsi Tambang
- Mardiono PPP Hadiri Halalbihalal Golkar, Ganjar Merespons Begini
- Ganjar Pranowo Soal Peluang Bertemu Gibran: Pintu Saya tidak Pernah Tertutup