Hasto: Pemikiran Geopolitik Soekarno Relevan untuk Menghadapi Situasi Saat Ini

Hasto: Pemikiran Geopolitik Soekarno Relevan untuk Menghadapi Situasi Saat Ini
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Ilustrasi Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Doktor ilmu pertahanan Universitas Pertahanan Hasto Kristiyanto mengatakan pemikiran geopolitik, terlebih dari Soekarno, sangat penting dan masih relevan hingga saat ini.

Hasto menyampaikan itu saat menjadi pembicara diskusi bertema Unpacking Indonesia X Paramadina Democracy Forum (PDF) bertajuk "Diskursus Pemikiran Politik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara," di Universitas Paramadina, Selasa, (21/3).

Selain Hasto, hadir sebagai narasumber, antara lain, Rektor Universitas Paramadina Prof. Dr. Didik J Rachbini, pakar geopolitik Dr. Dina Sulaeman, pakar politik internasional Musa Alkadzim M.I.P, dan Dosen Universitas Paramadina Dr. A. Khoirul Umam serta moderator Zulfan Lindan, politikus senior.

Hasto mencontohkan Singapura mampu menghadirkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kala itu. Lalu,  negara Vanuatu yang ingin mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.

Dia menambahkan apabila ditelaah, Soekarno sebenarnya sudah memetakan wilayah-wilayah Indonesia sesuai letak strategisnya. Misalnya, di Kalimantan, untuk ibu kota dan kekuatan angkatan udara. Kemudian, Indonesia timur pusat oseanografi terbesar.

“Di situ angkatan laut kita. Jadi, penelitian tentang industri, maritim, kompartemen maritim itu dibangun di timur Jawa itu kekuatan darat pusat riset dan inovasi, itu koridor strategis  di mana perguruan tinggi diatur dalam koridor strategis. Sumatera sebagai pusat perkebunan dan pangan, Sulawesi sebagai lumbung pangan,” ungkap Hasto.

Oleh karena itu, kata dia, dalam pemikiran geopolitik Soekarno,  masa depan dunia itu ada di Pasifik. “Maka dalam koridor geostrategis, Indonesia ini menjadi penjaga pintu gerbang dari Samudera Hindia, maka kita harus menjadi negara yang paling kuat di Samudera Hindia dan menyongsong masa depan di Pasifik,” ungkap Hasto.

Lebih lanjut Hasto mengapresiasi bahwa beberapa lalu ada ekspor petai dan jengkol dari Indonesia.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa pemikiran geopolitik Soekarno masih relevan untuk menghadapi situasi saat ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News