Hasto Sudah Bertemu Djarot, Siapkan Sanksi Pemecatan
"Sikapnya sangat baik dan matang serta rendah hati. Saya heran Pak Fernandez punya sikap berbeda. Hal itu menunjukkan kuatnya kepentingan diri sendiri. Padahal berpartai itu kepentingan kolektif, bukan orang per orang," kritik bekas Wali Kota Blitar dua periode itu.
Sosok yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta seluruh kader PDIP di NTT solid dan terus berjuang untuk rakyat.
“PDIP konsisten mendorong kepala daerah yang berprestasi. Apa yang terjadi dengan Raymundus justru menambah soliditas partai dan memperlihatkan mana kader sejati yang taat pada perintah Ketua Umum Partai, mana yang ambisius dan tidak punya loyalitas," tandas dia.
Djarot juga menyatakan kesiapannya untuk berkampanye di NTT.
“Ketika saya bertemu dengan para tokoh masyarakat, para tokoh agama dan kader partai, saya sudah tegaskan sikap politik PDIP yang konsisten di dalam membumikan Pancasila, menjaga NKRI dan kebhinekaan Indonesia. Mereka yang saya temui sangat mengapresiasi sikap politik PDIP," imbuhnya.
Ia menambahkan, dinamika partai politik selalu ada, namun PDIP itu satu keluarga besar.
"Kami bergotong-royong dalam bekerja dan bermuayawarah dalam mengambil keputusan. Jadi saya imbau seluruh kader untuk tegakkan disiplin partai dan lebih memahami apa yg dimaksud kesabaran revolusioner," pungkas bekas Wakil Gubernur DKI Jakarta. (joo/fmc)
Hasto Kristiyanto mengancam memecat Wakil Sekretaris DPD PDIP NTT yang menolak keputusan Megawati Soekarnoputri.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Pilkada DKI Jakarta: PDIP Kantongi 8 Nama, Ada Ahok dan Djarot hingga Andika Perkasa
- Soal Usulan Pembentukan Presidential Club, Mega Sedang Lakukan ini
- PDIP Beri Ganjar Tugas Baru di Pilkada Serentak 2024
- Hasto Soal PDIP di Dalam atau Luar Pemerintahan Prabowo-Gibran: Dibahas dalam Rakernas
- Respons Hasto PDIP soal Duet Anies - Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Tidak Disangka
- Soal Presidential Club, Djarot PDIP: Prabowo Kurang Pede Mengemban Tanggung Jawab