Hati-Hati, Insomnia Bisa Picu Gangguan Jantung

Hati-Hati, Insomnia Bisa Picu Gangguan Jantung
Penyakit jantung. ILUSTRASI. Foto: Laman MSN

jpnn.com - Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal “Circulation” yang terbit Agustus lalu menyebut, gangguan tidur insomnia bisa picu gangguan jantung seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, hingga stroke.

Sebelum studi ini dilakukan, sebetulnya telah ditemukan hubungan antara insomnia dengan meningkatnya risiko kejadian penyakit-penyakit tersebut. Namun, tidak diketahui apakah insomnia berperan sebagai faktor yang mempercepat atau tidak.

Dalam studi terkini, peneliti memeriksa data dari 1,3 juta partisipan, dengan maupun tanpa penyakit jantung dan stroke. Hasilnya menunjukkan bahwa individu dengan gen insomnia lebih berisiko mengalami penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke.

Dari hasil studi tersebut, ditemukan setidaknya 250 variasi genetik yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami insomnia. Variasi genetik ini sifatnya diturunkan dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan gaya hidup. Kabar baiknya, gen ini hanya dimiliki oleh sebagian kecil individu.

Bagaimana insomnia bisa picu gangguan jantung?

Meski insomnia dikatakan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke, tetapi mereka yang punya gen insomnia tak serta-merta akan mengalami penyakit tersebut. Ini karena kejadian insomnia yang sesungguhnya juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, gaya hidup, dan kondisi medis tertentu.

Kombinasi antara beban pekerjaan yang tinggi, pola kerja shift, gaya hidup dan sleep hygiene yang buruk dapat membuat seseorang mengalami insomnia. Individu yang mengalaminya akan kesulitan untuk tertidur atau mempertahankan tidur. Keduanya bahkan telah diketahui berhubungan dengan risiko gagal jantung. Ini karena insomnia memicu respon stres pada tubuh, yang lama-lama bisa melemahkan jantung.

Faktor berikutnya adalah adanya kondisi medis tertentu. Sebagian individu dengan berat badan berlebih atau obesitas dapat mengalami henti napas saat tidur. Kondisi ini disebut sebagai obstructive sleep apnea (OSA). Ini terjadi akibat jaringan di belakang tenggorok yang melemas, sehingga menghambat saluran napas dan akhirnya membuat pernapasan terhenti.

Jika Anda sering sulit tidur, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebabnya. Meski gen insomnia tidak bisa dihilangkan, ada banyak faktor lain yang dapat diperbaiki.

Sumber klikdokterl

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News