Hati-hati! Merokok Tingkatkan Risiko Nyeri Punggung

Hati-hati! Merokok Tingkatkan Risiko Nyeri Punggung
foxnews

jpnn.com - LONDON- Nyeri punggung adalah salah satu jenis penyakit yang dikenal dalam istilah medis dengan nama dorsalgia. Penyakit ini bisa disebabkan oleh sakit di area saraf, tulang, otot maupun struktur lain di area tulang belakang.

Rasa sakit yang muncul terbagi ke dalam tiga area. Yaitu, nyeri punggung bagian bawah (tailbone), nyeri punggung pada bagian atas dan leher. Rasa nyeri yang muncul bisa bersifat konstan ataupun intermiten tergantung tingkatan dari penyakit ini.

Merokok telah lama dikaitkan dengan asma, kanker paru-paru dan masalah kardiovaskular. Tetapi apa hubungan antara merokok dan sakit punggung bagian bawah? Hubungan itu mungkin tidak tampak intuitif. Namun, ternyata ada hubungan langsung antara merokok dan nyeri punggung bawah.

"Selama bertahun-tahun, beberapa studi epidemiologi telah membentuk hubungan antara merokok dan penyakit cakram intervertebralis, nyeri punggung bawah kronis serta peningkatan komplikasi pasca operasi untuk pasien," kata konsultan tulang belakang Dr. Suraj Bafna dari Qi Spine Clinic, seperti dilansir laman Health Me Up, Minggu (17/5).

"Ada penelitian yang menunjukkan bahwa kegiatan tertentu lebih berbahaya bagi punggung bawah pada perokok dibandingkan non-perokok," tambah Bafna.

Para peneliti telah menemukan, merokok, hipertensi dan penyakit arteri koroner secara signifikan terkait dengan perkembangan nyeri punggung bawah. Perokok secara historis melaporkan kasus dari nyeri punggung bawah ketika mereka terlibat dalam pekerjaan fisik yang berat dibandingkan non-perokok.

Studi juga menemukan bahwa orang-orang yang merokok memiliki sakit punggung lebih intens dibandingkan dengan non-perokok. Itu terjadi ketika mereka terlibat dalam aktivitas fisik yang berat, berdiri terlalu lama, mendorong dan menarik beban berat. (fny/jpnn)

 


LONDON- Nyeri punggung adalah salah satu jenis penyakit yang dikenal dalam istilah medis dengan nama dorsalgia. Penyakit ini bisa disebabkan oleh


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News