Hati-hati, Ternak Ayam dengan Kerangkeng Baterai bisa Berbahaya

Hati-hati, Ternak Ayam dengan Kerangkeng Baterai bisa Berbahaya
Beternak ayam. Foto: Act For Farmed Animals

Ini berarti bahwa ternak berperan sebagai jembatan antara penyakit satwa liar dan infeksinya pada manusia. Misalnya flu burung, yang pertama kali beredar pada burung liar, kemudian menginfeksi unggas domestik, dan akhirnya ditularkan dari unggas ke manusia.

Masalah kesehatan masyarakat lain yang relevan terkait dengan produksi telur dalam sistem kerangkeng, adalah risiko kontaminasi salmonella: infeksi bakteri yang bersentuhan langsung membuat manusia sakit.

"Tertulari melalui konsumsi produk hewani yang terkontaminasi, seperti daging unggas dan telur, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO). Sebuah studi besar yang dilakukan oleh Otoritas Keamanan Pangan Uni Eropa (EFSA) menunjukkan bahwa peternakan kerangkeng baterai jauh lebih mungkin terkontaminasi salmonella daripada peternakan non-kerangkeng," sambungnya,

Saat melakukan penelitiannya, para peneliti menemukan bahwa sebagian ayam di peternakan yang dikunjungi di Indonesia juga memiliki penyakit yang disebut infeksi coryza, dan infeksinya sangat parah sehingga beberapa bahkan kehilangan penglihatannya.

Kerangkeng baterai konvensional dianggap sangat kejam dan tidak aman, sehingga dihapuskan di lebih dari 30 negara yang berbeda—termasuk di dalamnya semua negara anggota Uni Eropa, Selandia Baru, dan Kanada.

Di AS, tujuh negara bagian juga telah menyetujui undang-undang larangan terhadap berbagai sistem kerangkeng ini.

Sementara itu, kata dia, sekitar 88 persen produksi telur di Indonesia diproduksi dalam sistem jenis ini, yang mana setiap kerangkeng dapat memuat hingga 12 ekor ayam.

Ayam seringkali mengalami patah tulang dan osteoporosis karena kurangnya aktivitas, dan kerontokan bulu karena kontak terus menerus dengan jeruji kandang.

Mengingatkan produsen telur di Indonesia untuk tidak menggunakan kerangkeng baterai pada peternakan ayam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News