Hatta Rajasa Mengasah Optimisme Ekonomi

Hatta Rajasa Mengasah Optimisme Ekonomi
Hatta Rajasa Mengasah Optimisme Ekonomi

’’Bahkan IMF sudah mengoreksi pertumbuhan ekonomi dunia 2011, dari 4,4 persen menjadi 4,3 persen terkait dengan perkiraan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS dan Jepang,’’ jelas Hatta. Bagaimana dengan India? Negeri yang dikenal dengan Taj Mahal di Agra itu lagi-lagi menaikkan suku bunga acuannya, menjadi sebesar 7,5 persen untuk mengatasi laju inflasi.

’’Naikkan suku bunga seperti ini juga dilakukan China sejak 2008. Suku bunga kredit 1 tahun meningkat dari 6,31 persen menjadi 6,56 persen,’’ kata Hatta yang mengkhawatirkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat secara signifikan. Asia semakin strategis dalam perdagangan global. Volume perdagangan Asia naik dari 27 persen menjadi 31 persen. Amerika Utara turun 3 persen, dari 18 menjadi 15 persen. Eropa juga melembek dari 39 menjadi 38 persen.

’’Kita berada di Asia Timur yang volume transaksi perdagangannya paling dinamis? Kita harus bisa memanfaatkan situasi ini dengan optimalisasi diplomasi regional dan bilateral untuk menjamin akses pasar, ASEAN Economic Community dan perluasannya ke Asia Timur,’’ ungkap penghobi komposer klasik, Ludwig van Beethoven ini. Bagaimana dengan Indonesia?

’’Pertumbuhan ekonomi cenderung semakin cepat. Triwulan I tahun 2011 saja, bertumbuh 6,5 persen. Diperkirakan, tahun ini pertumbuhkan akan lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang hanya 6,4 persen. Sumber-sumber pertumbuhan PDB 2011, konsumsi masyarakat 4,9 persen, konsumsi pemerintah 5,1 persen, PMTB 9,5 persen, ekspor 14,1 persen, impor 17,3 persen.

’’Pertumbuhan PDB 2011 ini akan menjadi pertumbuhan tertinggi sejak krisis seri pertama tahun 1997/1998,’’ papar golfer single handicap ini. Sektor industri pengolahan, kata Hatta, menunjukkan tren positif. Triwulan I 2011 industri pengolahan tumbuh 5 persen, lebih tinggi dari triwulan yang sama tahun lalu. ’’Ini menunjukkan bahwa sinyalemen terjadi deindustrialisasi itu tidak terbukti sama sekali. Lalu buat apa buang energi untuk pesimistis? Neraca perdagangan Mei 2011 mengalami surplus USD 3,5 miliar,’’ kata bapak empat anak ini.

Bukan hanya itu, lanjut dia, indeks angka pengangguran turun 6,8 persen hingga 2011, dari 7,14 persen di 2010. Begitu pun angka kemiskinan, yang turun 12,49 persen dari sebelumnya 13,33 persen. ’’Angka-angka itu menunjukkan kinerja ekonomi republik ini membaik. Mengapa harus pesimistis? Ayo, optimis!’’ pungkasnya. (bersambung/don)


Berbicara di hadapan sekitar 100 pemimpin redaksi Jawa Pos Group di Novotel, Palembang, Hatta Rajasa seperti menyuntik motivasi. Menko Perekonomian


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News