Hawking Ancam Hengkang
Karena Dana Sains Dipangkas Pemerintah Inggris
Kamis, 04 Maret 2010 – 01:36 WIB
Tapi, meninggalkan Inggris bukan perkara mudah bagi Hawking. Sebab, selama ini, pria yang mengalami tetraplegia alias kelumpuhan akibat penyakit sklerosis lateral amiotrofik itu selalu dibantu seorang asisten pribadi dan perawat dalam tiap aktivitasnya. Terutama, saat mengajar. Pindah ke Kanada, berarti Hawking juga harus membawa serta para asisten yang sudah terbiasa mengurusnya.
Baca Juga:
Sebelum Hawking, Cambridge juga pernah ditinggalkan Neil Turok. Ahli fisika matematika yang juga kolega Hawking itu meninggalkan universitas bergengsi tersebut pada 2008. "Pintu saya selalu terbuka untuk Hawking. Dia bisa bergabung kapan saja," ujar ilmuwan yang kini menjabat sebagai direktur Perimeter Institute for Theoretical Physics di Perimeter Institute tersebut.
Berbeda dengan Cambridge University yang mengandalkan kucuran dana dari pemerintah, institut yang tujuh tahun lalu didirikan Mike Lazaridis--pencipta BlackBerry--itu mendapatkan dana dari pihak swasta. Di sana, Hawking tidak perlu mencemaskan ketersediaan dana untuk penelitian ilmiahnya.
Tapi, seorang juru bicara Cambridge University membantah rumor tersebut. "Hawking tidak berniat meninggalkan Cambridge University. Setidaknya, tidak untuk saat ini. Dia memang akan mengunjungi Perimeter Institute secara reguler untuk keperluan riset," kata sang juru bicara yang tidak disebutkan identitasnya tersebut. (hep/ttg)
LONDON - Langkah pemerintahan Perdana Menteri (PM) Inggris Gordon Brown memangkas dana sains Universitas Cambridge direaksi keras Stephen Hawking.
Redaktur & Reporter : Antoni
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI: World Water Forum di Bali Bakal Melahirkan Deklarasi Bersejarah
- Alhamdulillah, Israel dan AS Pastikan 160 Ribu Bahan Bakar Telah Terkirim ke Gaza
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara