Hawking Cari Asisten Bergaji Rp 350 Juta
Jumat, 30 Desember 2011 – 05:05 WIB
Dalam iklan itu, juga disebutkan bahwa sang pelamar tidak harus menyandang gelar PhD (doktor) atau mahasiswa ilmu fisika. Meski tidak mencantumkan kualifikasi akademis bagi calon asisten, pakar yang populer karena kontribusinya di bidang kosmologi dan gravitasi quantum, khususnya terkait terori Lubang Hitam (Black Holes, itu jelas membutuhkan seseorang yang cerdas.
Apalagi, tak pernah ada petunjuk operasional untuk kursi roda elektrik yang memang secara khusus dirancang bagi tokoh yang dijuluki sebagai selebriti akademis tersebut. Selain itu, sang asisten harus bekerja ekstrakeras agar bisa memahami cara kerja kursi roda satu-satunya di dunia tersebut.
Selama 40 tahun terakhir, Hawking mengoperasikan kursi rodanya dengan jari-jemari tangan kanannya. Pria yang dua kali menikah dan bercerai itu sengaja melengkapi kursi rodanya dengan layar monitor yang menampilkan berbagai ikon perintah. Untuk membuka atau menutup pintu rumahnya di Cambridge, 80 kilometer utara London, Inggris, Hawking hanya perlu menyentuh ikon tertentu. Begitu juga untuk mematikan dan menyalakan televisi atau alat elektronik lain.
Selain kediamannya, monitor layar sentuh itu juga yang membuat Hawking mampu membuka dan menutup pintu berbagai ruangan di kantornya di Centre for Mathematical Studies at Cambridge University. Tetapi, sebagai fisikawan tingkat dunia, Hawking tak hanya bekerja di kampus atau rumah. Dia pun sering harus bepergian ke berbagai negara untuk memberikan kuliah atau seminar.
LONDON - Fisikawan ternama dunia Stephen Hawking sedang mencari seorang asisten. Kemarin (29/12) surat kabar Inggris Daily Mail melaporkan bahwa
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI: World Water Forum di Bali Bakal Melahirkan Deklarasi Bersejarah
- Alhamdulillah, Israel dan AS Pastikan 160 Ribu Bahan Bakar Telah Terkirim ke Gaza
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara