Heboh Siswa Kelas V SD Hampir Setiap Hari Hajar Temannya

”Ada baiknya si anak dicarikan tenaga ahli yang dapat membantu dalam mengarahkan perilaku anak menyimpang. Bisa melibatkan psikolog dan juga guru agama, tetapi yang terpenting adalah peran orangtua di rumah, itu perlu digarisbawahi. Karena sangat menentukan keberhasilan mengubah perilaku anak yang sudah terlanjur menyimpang,” imbuhnya.
Kejadian ini terbilang baru dan langka di Kotim. Dia menentang tegas kebijakan menghentikan anak SD tersebut tanpa melakukan upaya lainnya.
Forisni berharap ada langkah yang baik agar masa depan Ad tetap diperjuangkan. Kenakalan anak-anak sudah biasa dan diketahui serta dirasakan oleh semua orangtua. Namun memang ada sedikit berbeda jika kejadian itu di wilayah pedalaman.
”Karena jauh di pedalaman, orangtuanya harus mengambil langkah tepat untuk menyelamatkan masa depan si anak. Misalnya si anak dimasukkan ke sekolah yang pendidikan agama lebih ketat dalam hal disiplin. Baik untuk mengubah sikap nakalnya, tentu dengan catatan, orang tua harus terbuka tentang perilaku anak yang menyimpang, sehingga bisa melibatkan pihak yang berkompeten dalam mengembalikan perilaku anak. Penting, anak juga perlu dijauhkan dari lingkungan pergaulannya saat ini,” tandasnya. (mir/dwi)
Bocah kelas V SD itu disebut kerap memukuli dan memalak teman sebayanya, hampir setiap hari. Sudah empat kali pindah sekolah.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Tahun ke-12, Nara Kreatif Meluluskan 778 Siswa, Anies Baswedan Beri Pesan Khusus
- Cegah Anak Putus Sekolah, RK-Suswono Usung Program Pendidikan Dasar-Menengah Gratis
- Kolaborasi Prabowo dan Ahmad Ali-AKA Solusi Tepat Atasi Anak Putus Sekolah di Sulteng
- Ini Upaya Pemkot Palembang dan Polisi Mencegah Tawuran
- Berdayakan Mahasiswa dan Anak Putus Sekolah, Cleansheet Gencar Cari Investor
- Begini Strategi Srikandi Ganjar Untuk Tekan Jumlah Perempuan Putus Sekolah di Jabar