Hebohnya Grand Prix Australia dengan Pembalap 17 Tahun

Parahnya, F1 terus menjauh dari fans tradisionalnya di Eropa, memburu market-market baru yang secara penonton minim, secara atraksi minim, tapi memberikan pemasukan duit langsung (Timur Tengah).
Ya, ini tuntutan komersial. Baik untuk jangka pendek, belum tentu baik untuk jangka panjang.
Untung, masih ada beberapa lomba yang bisa dijadikan ''pilar''. Yang bisa menjadi ''showcase'' bahwa F1 merupakan event/tontonan yang luar biasa, dengan atmosfer yang luar biasa.
Salah satunya adalah Grand Prix Australia. Dari puluhan lomba yang pernah saya kunjungi langsung, lomba di Negeri Kanguru termasuk yang paling mengesankan.
Suasananya benar-benar ''hidup''. Penggemarnya benar-benar ''asli''. Dan penyelenggaraannya benar-benar meriah.
Mungkin GP Singapore lebih mewah. Tapi, ketika menonton, saya merasa suasananya terlalu ''steril'' dan eksklusif.
Mungkin GP Malaysia dulu sempat luar biasa. Tapi, mahalnya biaya penyelenggaraan dan sulit tumbuhnya jumlah penonton membuat lomba itu seperti lomba yang makin tahun makin ''terpangkas kehebohannya''.
Lomba di Timur Tengah lebih mengenaskan (menurut saya pribadi). Sangat-sangat minim penonton. Semua yang dilakukan di lintasan seolah hanya untuk kamera televisi.
Secara global, Formula 1 sebenarnya sedang lesu. Tapi, hal itu tidak terasa di Australia. Padahal, sudah 20 tahun lamanya sirkus balap tersebut tampil
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu