Hendak Antar Beras, Dikira Penculik Anak, Innalillahi

Hendak Antar Beras, Dikira Penculik Anak, Innalillahi
Korban penganiayaan dipicu isu hoaks penculikan anak, Maman Sudiman, dibawa ke RS Rubini Mempawah untuk divisum, Minggu (26/3) malam. Foto: NETIZEN FOR RAKYAT KALBAR

Gubernur Kalbar, Cornelis menyatakan, bahwa saat ini teknologi penyebaran informasi semakin canggih dan bisa memberi dampak negatif.

"Teknologi informasi menyebar ke mana-mana, untuk cegahnya melalui keluarga, dan organisasi harus ngomong. Harus menjelaskan kepada anak muda, mana yang baik dan mana yang benar beritanya," ujarnya menjawab eQuator.co.id, Senin (27/3).

Senada, tokoh perempuan Kalbar, Karolin Margret Natasa. Ia menyoroti teror rumor penculikan anak yang santer menyebar di media-media sosial milik warga Kalbar.

"Isu ini tidak benar, harap semuanya tenang. Waspada boleh saja, tapi jangan main hakim sendiri. Diharapkan semua dapat menahan diri untuk tidak termakan isu. Percayakan semua kepada pihak kepolisian," tulisnya dalam rilis kepada media massa.

"Jangan sampai karena isu yang tidak jelas asal-usulnya ini mengganggu aktifitas sehari-hari. Jangan sampai anak-anak tidak sekolah, orangtua tidak bekerja, dan akhirnya perekonomian jadi ikut terhambat," tambah pemenang Pilkada Landak ini, seperti diberitakan Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).

Intinya, ia menegaskan, kembali kepada seluruh masyarakat untuk tidak menyebarkan berita yang tidak jelas sumbernya ke media sosial masing-masing.

"Jangan menyebarluaskan berita yang belum tentu benar ke media sosial. Jika memang ada yang mencurigakan, segera hubungi pihak kepolisian terdekat," demikian Karolin. (ari/riz)


Ratusan orang di Desa Amawang, Kecamatan Sadaniang, Mempawah, Kalbar, menghajar Maman Sudiman, 50, hingga tewas.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News