Hepatitis Bukan Sekadar Sakit Kuning, Kenali Risiko dan Pencegahannya

jpnn.com, JAKARTA - Hepatitis atau peradangan hati, yang kerap dikenal sebagai ‘sakit kuning’, masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia.
Rendahnya pemahaman terhadap bahaya penyakit ini tercermin dari masih adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) hepatitis A, khususnya di lingkungan sekolah.
Karena sifatnya yang sering tanpa gejala di tahap awal, hepatitis B dan C kerap baru terdeteksi setelah muncul komplikasi serius seperti pengerasan hati atau bahkan berkembang menjadi kanker hati.
dr. Steven Zulkifly, dokter spesialis penyakit dalam dari RS Siloam Kebon Jeruk mengatakan hepatitis adalah kondisi peradangan pada organ hati, yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat infeksius maupun non-infeksius.
Salah satu penyebab paling umum adalah infeksi virus, dengan jenis yang paling sering ditemui meliputi virus hepatitis A, B, dan C.
Masing-masing jenis virus ini memiliki cara penularan dan tingkat keparahan yang berbeda-beda, sehingga penting untuk memahami penyebab dan karakteristiknya guna melakukan pencegahan serta penanganan yang tepat.
Hampir sama dengan infeksi virus pada umumnya, gejala hepatitis A berupa demam, meriang, sakit kepala, nafsu makan menurun dan muntah.
Bedanya, hepatitis A dapat disertai kondisi kuning yang biasanya bersifat akut. Sedangkan hepatitis B dan C sangat sulit dideteksi. Gejala-gejala baru muncul jika sudah terjadi komplikasi.
Hepatitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses peradangan pada hati. Penyebabnya berupa infeksi dan non-infeksi.
- Kenali Gejala Gagal Jantung & Penanganannya
- Transplantasi Ginjal jadi Harapan Kedua Bagi Pasien
- Kenali Bahaya Detak Jantung Cepat yang Mengancam Hidup di Usia Muda
- Zero Fluoroscopy, Mengatasi Kebocoran Jantung Tanpa Radiasi & Lebih Aman
- Terapi Lutetium PSMA, Pengobatan Non-Bedah Kanker Prostat Minim Efek Samping
- Peserta JKN Dirawat di RSUP Dr Kariadi Capai 86 Persen, Tiap Hari 2.000 Pasien