Hepatitis Bukan Sekadar Sakit Kuning, Kenali Risiko dan Pencegahannya 

Hepatitis Bukan Sekadar Sakit Kuning, Kenali Risiko dan Pencegahannya 
Waspada penyakit hepatitis (Ilustrasi). Foto: Ricardo/JPNN.com

“Hepatitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses peradangan pada hati. Penyebabnya berupa infeksi dan non-infeksi. Virus hepatitis A, B, C, D, hingga E adalah penyebab infeksi yang paling sering. Ada pula cytomegalovirus dan virus herpes. Cacing hati juga bisa menyebabkan hepatitis. Kasus yang  sering timbul di masyarakat  adalah hepatitis  A,  B,  dan C,” ujar dr. Steven.

Hepatitis tidak selalu disebabkan oleh infeksi virus. Dalam sejumlah kasus, peradangan hati justru dipicu oleh faktor non-infeksi, seperti konsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, serta perlemakan hati.

Pencegahannya dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti olahraga teratur, menjaga pola makan seimbang, dan mempertahankan berat badan ideal.

Sementara itu, hepatitis akibat penyakit autoimun biasanya muncul secara tiba-tiba dan hingga kini belum ditemukan metode pencegahan yang efektif. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan medis yang tepat sangat penting.

Semua orang berisiko terjangkit hepatitis. Namun, ada kelompok usia tertentu yang rawan. Karena penularannya mudah terjangkit lewat oral, hepatitis A banyak ditemukan pada usia anak sekolah yang sanitasinya belum baik. Dari KLB di Indonesia, rentang usia rawan hepatitis A adalah 10-15 tahun.

Sedangkan hepatitis  B dan C rentan terjadi di kelompok usia produktif sekitar 35-60 tahun karena faktor risikonya ada pada hubungan seksual, pembuatan tato, piercing, dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril.

“Komplikasi adalah kondisi yang muncul akibat dari suatu penyakit. Meski ada pasien yang terjangkit hepatitis B dan HIV bersamaan, komplikasi hepatitis bukanlah HIV. Kebetulan saja media penularannya sama lewat darah melalui hubungan seksual. Bukan berarti jika seseorang mengidap hepatitis, dia akan mengidap HIV. Seseorang tidak akan mengidap HIV kecuali dia tertular virusnya. Kalaupun pasien terjangkit hepatitis B, C, dan HIV bersamaan, tidak perlu khawatir karena salah satu obat HIV juga cocok untuk terapi hepatitis B,” jelas dr. Steven.

Dibutuhkan pemeriksaan laboratorium atau radiologi untuk membedakan gejala infeksi hepatitis atau infeksi lain. Untuk mendiagnosis hepatitis A, dokter membutuhkan pemeriksaan anti HAV (Hepatitis  A Virus).

Hepatitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses peradangan pada hati. Penyebabnya berupa infeksi dan non-infeksi.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News