Hetifah Sjaifudian MPR: Perlu Upaya Luar Biasa Mempercepat Pemulihan Pariwisata Nasional

Hetifah Sjaifudian MPR: Perlu Upaya Luar Biasa Mempercepat Pemulihan Pariwisata Nasional
Anggota MPR Fraksi Demokrat Dede Yusuf Macan Effendi (kiri) bersama Sekretaris Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf Hariyanto menjadi narasumber diskusi bertema ‘Kebangkitan Pariwisata Nasional dari Pandemi Covid-19 Sebagai Pondasi Ekonomi Nasional’ di Media Center MPR/DPR, lobi Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Senin (30/11/2020). Foto: Humas MPR RI

Di tengah-tengah upaya Kemenparekraf dalam pemulihan pariwisata nasional, Hetifah mengungkapkan bahwa dirinya sempat kaget ketika pemerintah mengusulkan dan kemudian disetujui DPR, tentang perubahan anggaran Kemenparekraf yang awalnya sebesar Rp5,36 triliun dipangkas sebanyak Rp2,04 triliun, menjadi sebesar Rp3,26 triliun untuk penanganan virus corona yang kian meluas di Indonesia.

“Saya berpikir, dipotong sedemikian besar bagaimana upaya kelanjutan program pemulihan pariwisata nasional itu. Namun, pada akhirnya saya menyadari upaya pemerintah untuk fokus dalam penangangan Covid-19 perlu segera dilakukan. Sebab, jika covidnya saja tidak diatasi maka akan mustahil sektor pariwisata pulih dan bangkit. Saya kemudian bisa bernafas lega, dalam rapat kerja pemerintah dan Komisi X DPR, September 2020 lalu, di tetapkan anggaran Kemenparekraf tahun 2021 sebesar Rp4,9 triliun. Ini angin segar buat pariwisata nasional,” terangnya.

Sementara itu, Dede Yusuf menegaskan bahwa memang pariwisata nasional sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia, ini terbukti ketika PSBB diberlakukan secara ketat, rakyat seperti ‘terkurung’ di rumahnya sendiri.

“Tetapi, begitu PSBB dilonggarkan yang dicari rakyat adalah tempat wisata,” tambahnya.

Fenomena tersebut, lanjut Dede Yusuf, dampaknya sangat besar bagi dunia pariwisata di daerah-daerah yang sebelumnya sepi wisatawan, menjadi kebanjiran para pelancong.

“Yang unik adalah kebanyakan yang membanjiri daerah wisata itu adalah wisatawan domestik bahkan di Bali, jarang sekali turis asing. Keunikan lainnya adalah, tiba-tiba banyak muncul destinasi-destinasi wisata baru sampai ke pelosok-pelosok daerah,” ujarnya.

Melihat fakta tersebut, Dede Yusuf berharap agar seraya terus menangani pandemi, pemerintah juga harus fokus kepada pengelolaan wisatawan lokal dan penggalian potensi destinasi wisata baru dalam upaya membangkitkan kembali pariwisata nasional.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Deputi Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hariyanto mengingatkan bahwa dunia pariwisata Indonesia adalah mata rantai kehidupan, banyak sekali kegiatan ekonomi dan industri yang bergantung di situ, mulai dari pesan tiket, transportasi, penginapan, kuliner, jasa dan lainnya.

Anggota MPR Fraksi Partai Golkar Hetifah Sjaifudian mengungkapkan dampak negatif pandemi Covid-19 sangat memukul perekonomian nasional. Salah satunya di sektor pariwisata.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News