Hibah Kekuasaan itu Mustahil

Hibah Kekuasaan itu Mustahil
Hibah Kekuasaan itu Mustahil
Jika demikian harus bagaimana, dong? “Sampai kapan  kami bersabar,” tulis Indra Jaya Piliang dalam kolomnya di Koran TEMPO beberapa hari lalu. Indra meradang dan menerjang. Salah satu yang ditawarkannya adalah ajakan kepada DPP agar melakukan reshuffle kepengurusan. Jika dilakukan memang, “good” kata seorang kawan. Tapi mungkinkah?

Terus terang, saya tidak percaya para petinggi DPP mau melakukannya. Tak mungkin kaum tua itu menyerahkan kekuasaan bagaikan “hibah kekuasaan” begitu saja kepada anak-anak muda sepotensial apapun mereka. Jangan-jangan mereka telah mempunyai rencana tersendiri, dan orang-orang muda yang dimaksud Indra boleh jadi tidak termasuk daftar.

Rencana “tersendiri” itu boleh jadi berbau “nepotism.” Memang sukar untuk mengatakannya secara terbuka, namun fenomena itu sedikitnya sudah mulai terbayang-bagi mereka yang secara jeli menyimak dunia persilatan di panggung politik kontemporer di negeri ini.

Jadi bagaimana, dong? Saya kira peluang itu harus diperjuangkan secara demokratis, jika “merampok” kekuasaan diangap ilegal. Toh jumlah orang muda yang berusia 17 tahun hingga 45 tahun di negeri ini sangat signifikan dan dominan. Saya membayangkan jika gerakan generasi 17-45 tahun itu tampil di facebook atau witter, barangkali gegap gempitanya luar biasa.

KEMALANGAN Yuddy Chrisnandi tak pantas dibandingkan dengan keberuntungan Anas Urbaningrum. Jika Anas meraih suara tertinggi dalam Kongres Demokrat,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News