Hidayat Nur Wahid: Jangan Melupakan Peran dan Jasa Ulama

Hidayat Nur Wahid: Jangan Melupakan Peran dan Jasa Ulama
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada ibu-ibu PKK Jakarta Selatan dan Yayasan Munashoroh di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Perjalanan sejarah bangsa Indonesia tidak lepas dari peran para ulama dan habib-habaib. Jejak peran ulama dan habib itu bisa dilihat dari upaya menyelamatkan Pancasila dan NKRI serta dalam penciptaan lagu, bendera Merah Putih, dan lambang Burung Garuda. Dari jejak sejarah itu terlihat peran ulama dan habib memperjuangkan Indonesia.

“Karena itu saya ingin mengatakan, tidak hanya penting Jas Merah yaitu Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah, tapi penting pula Jas Hijau, yaitu Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama,” kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada ibu-ibu PKK Jakarta Selatan dan Yayasan Munashoroh di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019). Sosialisasi dihadiri Ketua PKK Jakarta Selatan Komariah Marullah.

BACA JUGA: Selama Kampanye Terbuka, Tokoh dan Ulama PA 212 jadi Jurkam Prabowo - Sandi

Dalam sosialisasi itu, Hidayat Nur Wahid mengungkapkan peran para ulama dan habib-habaib dalam perjuangan Indonesia. Dia memberi contoh lagu Mars Hari Merdeka dan Hymne Syukur. Kedua lagu itu diciptakan oleh seorang ulama dan habib, yaitu H. Mutahar yang nama lengkapnya adalah Habib Muhammad Bin Husein Al-Mutahar.

Wakil Ketua MPR kemudian mengajak peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR untuk menyanyikan kedua lagu itu.

“Kedua lagu itu memperlihatkan hubungan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Misalnya lagu Syukur yang diciptakan pada tahun 1946 dimaksudkan agar umat Islam mensyukuri karunia Allah yang luar biasa. Kedua lagu yang diciptakan Habib Mutahar dalam rangka menyikapi negara Indonesia,” kata Hidayat.

Contoh lainnya adalah usul warna bendera nasional Merah Putih. Menurut Hidayat, salah satu yang mengusulkan warna bendera Indonesia adalah seorang habib, yaitu Habib Sayid Idrus Salim Al Jufri. Nama pahlawan nasional ini menjadi nama Bandara Internasional di Palu, Sulawesi Tengah. Habib Sayid Idrus Salim Al Jufri adalah kakek dari Habib Salim Segaf Al Jufri, mantan Mensos dan Duta Besar di Saudi Arabia.

“Habib Sayid Idrus Salim Al Jufri bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad. Dalam mimpi itu dikatakan jika Indonesia merdeka, benderanya Merah Putih. Mimpi itulah disampaikan kepada Bung Karno,” ungkap Hidayat.

Jejak peran ulama dan habib itu bisa dilihat dari upaya menyelamatkan Pancasila dan NKRI serta dalam penciptaan lagu, bendera Merah Putih, dan lambang Burung Garuda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News