Hidup dengan Tempurung Kepala dari Titanium

Hidup dengan Tempurung Kepala dari Titanium
TUNGGU KESEMBUHAN: Yohanes Soeharsono bersama keluarga ketika dirawat di Yokohama. Foto: Shierly Soeharsono for Jawa Pos

Dokter pun memutuskan operasi ulang di kepala bagian kiri Yohan. Tapi, hasilnya tetap belum terlihat. Perawatan terus berlangsung. Selama dua bulan menjalani pemeriksaan dan operasi itu, Yohan didampingi Ivonne dan Shierly yang menyusul ke Yokohama.

Namun, belum ada perkembangan sama sekali. Yohan tetap tidak sadarkan diri. Darah juga masih merembes meski tidak sederas sebelumnya. Akhirnya, dokter mengambil keputusan mengganti tempurung kepala Yohan dengan titanium. Keputusan itu diiyakan keluarga. Operasi dilaksanakan dan secara resmi tempurung kepala Yohan bukan asli lagi.

’’Kami terus berusaha. Keputusan akhir seperti itu,’’ ujar Imelia. Selesai operasi, dokter rumah sakit menjelaskan, hampir 80 persen saraf motorik Yohan rusak. Akibatnya, Yohan lumpuh. ’’Kami sempat shock. Dokter hanya bisa menyelamatkan nyawanya, tapi tidak mampu mengembalikan seperti semula,’’ imbuh Imel.

Dua bulan perawatan intensif ditambah dua bulan perawatan reguler dirasa cukup oleh Ivonne. Dengan dibantu Kedutaan Besar Republik Indonesia, Yohan pun dibawa pulang ke Indonesia.

Selama di Indonesia, tubuh Yohan masih belum stabil. Darah memang tidak lagi merembes. Namun, suhu tubuhnya turun naik. Apalagi saat turun dari pesawat pada Desember lalu, tubuhnya kejang-kejang. ’’Kami terpaksa melarikan ke RS Pantai Indah Kapuk untuk mendapat pertolongan,’’ ucap Imelia.

Empat hari di rumah sakit, kondisi mulai normal. Lalu, Yohan dibawa ke Surabaya dan masuk ke RS Bedah Surabaya. Di rumah sakit tersebut, Yohan mendapatkan perawatan. Namun, semua dokter menyatakan tidak sanggup.

Karena tidak ada perubahan, Ivonne membawa Yohan pulang ke rumah. Sejak saat itu, Yohan dirawat sendiri sambil menjalani terapi. Keluarga terus berusaha mencari pengobatan alternatif untuk mengembalikan Yohan seperti semula; sosok yang energik, ramah, dan suka bergaul.

’’Kami sangat menantikan informasi dari siapa pun,’’ katanya. Jika memang ada teknologi atau cara pengobatan yang menjamin kembalinya Yohan, Ivonne ingin mencobanya. Dia meyakini anak laki-lakinya itu bisa sembuh seperti semula. ’’Tapi kapan, kami akan terus berusaha,’’ imbuh dia. Semoga lekas sembuh, Yohanes... (*/c6/dos)


Perjalanan bisnis Yohanes Soeharsono ke Yokohama setahun silam, bisa jadi, pelesir terakhirnya. Karena dirampok, lelaki 37 tahun itu sudah setahun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News