Hidup dengan Tempurung Kepala dari Titanium

Hidup dengan Tempurung Kepala dari Titanium
TUNGGU KESEMBUHAN: Yohanes Soeharsono bersama keluarga ketika dirawat di Yokohama. Foto: Shierly Soeharsono for Jawa Pos

Kondisi kamar juga diupayakan tetap bersih. Siapa pun yang hendak masuk harus steril. Khawatir ada bakteri yang akan mengganggu kesehatannya. Selain itu, beberapa alat kesehatan siaga. Di antaranya, trakealkanyl yang selalu terpasang.

Imelia mengaku kerap tidak sampai hati melihat kondisi adik lelakinya itu. Dahulu Yohan dikenal sebagai pemuda yang memiliki tanggung jawab. Semangat dia bekerja menginspirasi kakak dan adiknya. Tepatnya, ketika dia masih berusia 35 tahun. ’’Dia membuka dan menjalankan usaha sendiri,’’ ujar Imelia.

Usaha jual beli aneka produk lem dan cat itu ditekuni Yohan. Setiap produk yang dia tawarkan kepada pelanggan selalu berkualitas. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama. Wajar, pelayanan tersebut membuat Yohan disegani rekan-rekannya.

Hingga suatu hari, ada produk yang kualitasnya tidak maksimal. Imelia menyebut merek produk lem yang dianggap bermasalah itu. Yohan meyakini bukan produknya yang jelek, tapi cara menggunakannya kurang tepat. Dia mencari referensi penggunaan lem itu agar bisa dirasakan manfaatnya.

Kebetulan, lem itu diproduksi di Jepang. Muncullah niat Yohan untuk mengunjungi Negeri Sakura itu. Dia ingin bertanya kepada produsennya langsung tentang cara menggunakan lem tersebut.

Agustus 2013 Yohan berangkat ke Yokohama, Jepang. Niat baik itu bertujuan untuk memuaskan pelanggan. Sayang, nasibnya tidak berujung baik. Petaka menimpanya pada 18 Agustus di salah satu sudut Kota Yokohama. Pria lajang tersebut dihadang perampok. Kepalanya dipukul hingga tidak sadarkan diri. ’’Informasi kejadian itu kami dengar dari kepolisian Jepang,’’ kata Imelia.

Pertolongan pertama dilakukan polisi. Yohan dirawat intensif di National Center for Global Health and Medicine. Menurut cerita salah seorang perawat, sambung Imelia, kondisi Yohan sangat mengenaskan. ’’Darah terus mengucur dari kepalanya,’’ ungkap Imelia.

Pertolongan pertama langsung dilakukan di rumah sakit tersebut. Kepala bagian kanan dioperasi. Darah beku bisa disedot. Harapannya, setelah operasi, darah tidak lagi mengucur. Tapi, kenyataan tidak begitu. Darah tetap merembes.

Perjalanan bisnis Yohanes Soeharsono ke Yokohama setahun silam, bisa jadi, pelesir terakhirnya. Karena dirampok, lelaki 37 tahun itu sudah setahun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News