Hiii...Penginapan Jorok, Atlet DKI Mengaku Kena Herpes

Hiii...Penginapan Jorok, Atlet DKI Mengaku Kena Herpes
Hiii...Penginapan Jorok, Atlet DKI Mengaku Kena Herpes

Selain itu dia juga menyebutkan, dengan kondisi seperti ini menunjukkan jika pelayanan PON di Kabupaten Sumedang, makin parah. Menurutnya, anggaran pelaksanaan PON XIX/Jabar sebenarnya besar. Maka seharusnya para atlet selayaknya mendapatkan fasilitas dan pelayanan optimal.

”Sama sekali tidak kurang dana. Cuma banyak kekeliruan,” ungkap Aris. 

Pria yang menemukan dan merintis tempat paralayang dan gantole Batudua itu pun mengaku kecewa dengan berbagai pihak. Dia juga berharap, pelaksanaan PON segera selesai. ”Ruwet,” singkatnya. 

Sementara itu, Operator Game Managemen System (GMS) Support yang ditempatkan di Wisma Haji, Erwan menyebutkan pihaknya sudah usul ke pengelola agar menyediakan ruangan medis. Apalagi banyak di antara atlet dan offisial yang mengeluhkan pelayanan medis.

”Kontingen DKI komplen, mau sarapan hidangannya kosong, tapi sampai hari Jumat pihak wisma tidak ada respon. Hari Jumat Wisma Haji kabanjiran air masuk ke sumur, jadi air ke kamar mandi jadi keruh,” ungkapnya.

Menanggapi adanya keluhan dari atlet gantole tersebut, Anggota Komisi C DPRD Sumedang Deden Doni menilai, apa yang terjadi benar-benar mempermalukan Sumedang. Dia juga menyebutkan, Islamic Center sebenarnya tidak memenuhi standar untuk dijadikan penginapan atlet.

”Sebenarnya, Islamic itu tidak memenuhi standar. Kan minimal fasilitas bintang tiga, dan Islamic Center itu tidak menutup kemungkinan bakal jadi temuan,” tuturnya. 

Rencananya DPRD Sumedang, melalui Komisi C, sebut dia, akan memanggil pihak-pihak terkait setelah pelaksanaan PON selesai. (ign/rie/dil/jpnn)


SUMEDANG – Atlet Gantole kontingen DKI Jakarta Fauzi Lukandi mengaku kecewa dengan pelayanan pihak Panitia Penyelenggara (Panpel) PON XIX/Jabar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News