Hikayat Ungku Saliah, Si Kakek Berkopiah di Sejumlah Warung Padang

Hikayat Ungku Saliah, Si Kakek Berkopiah di Sejumlah Warung Padang
Ungku Saliah di laman google. Foto: Capture Wenri Wanhar/JPNN.com

Di selingkar Pariaman, ada budaya balai (pasar) bergilir. Senen di Kurai Taji. Sampai ada lagu Kurai Taji balai sinayan/urang tuo manggaleh lado/capek kaki ringan tangan/namun salero lapeh juo...

Hari Rabu balai di Sungai Sariak. Kamis di Pakandangan. Sabtu di Pauah Kamba. Lebih kurang macam di Jakarta, ada Pasar Senen, Pasar Rebo, Pasar Jumat.

Di balai--tempat pertemuan orang--kisah Ungku Saliah tak habis-habisnya. Di tiap balai. Semasa kanak-kanak, bahkan hingga hari ini, bila sesekali pergi ngopi di balai, ada saja orang tua yang membuka kisah lama, meriwayatkan kesaktian Ungku Saliah.

Seperti baru-baru ini. Dikisahkan, Ungku Saliah ke balai hendak membeli sesuatu, tapi duitnya kurang, bila pedagang itu tidak memberikan maka sepanjang hari dagangannya tak akan laku.

Sebaliknya, bila si pedagang memberikan apa yang hendak di beli Ungku Saliah, meski duitnya kurang, maka dalam waktu singkat laris manis itu barang.

Cerita ini saya dapat di Balai Kamih Pakandangan. Meski diulang-ulang, tak bosan mendengarnya. Di balai-balai lain pun demikian.

Sebagaimana dikisahkan Bang Sof di Pasar Sungai Sariak. "Hampir semua pedagang di sana sudah tahu tabiat Ungku yang berbelanja seperti itu. Dan Ungku juga tidak mau menerima gratis jika ditawarkan."

Pun belanja sesuka hati, Ungku Saliah lebih sering tak mau mengambil uang kembalian bila uangnya berlebih. Jadi, sebetulnya dia tidak terlalu hirau akan uang.

KESAKTIANNYA jadi buah bibir urang awak. Dipercaya membawa keberuntungan, potret Ungku Saliah kerap dijumpai di rumah makan Padang. Fenomena ini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News