Hindari Gigitan Nyamuk dengan Stres

Hindari Gigitan Nyamuk dengan Stres
Foto: Purdue.edu.
"Nyamuk terbang mengikuti 'jaringan' bahan-bahan kimia di udara, dan terutama akan tertarik pada zat tertentu yang mempertemukan mereka dengan manusia. Namun ketika kombinasi zat kimia yang dikeluarkan seorang manusia 'tercium' berbeda atau salah, si nyamuk pun akan gagal mengenali calon mangsanya," ungkap Dr James Logan, salah seorang peneliti di Rothamsted.

Penelitian terhadap bau-bauan dari tubuh manusia yang bisa dikenali nyamuk ini, serta kenapa sebagian orang rentan digigit sementara sebagian lainnya tidak, sebenarnya sudah berjalan cukup lama. Setidaknya tercatat sejak era 1990-an, di mana ahli kimia Ulrich Bernier, yang kini bekerja di Departemen Pertanian AS, memulai pencarian terhadap apa yang disebutnya sebagai "zat ajaib" manusia yang menjadi daya tarik bagi nyamuk-nyamuk itu.

Salah satu zat dimaksud contohnya adalah karbon dioksida, yang dikeluarkan lewat kulit dan hembusan nafas, serta asam laktik yang banyak muncul di kulit terutama saat beraktivitas fisik berat seperti olahraga. Namun begitu, nyatanya menurut Dr Logan pula, dalam perkembangan penelitian belakangan, diketahui bahwa sebenarnya semua manusia mengeluarkan zat-zat yang kurang lebih sama, yang disukai oleh para nyamuk. Di antara itulah, ternyata ada orang-orang yang justru mengeluarkan zat kimia tertentu lebih banyak dibanding yang lain, yang lantas membuat mereka terhindar dari nyamuk, di mana salah satu pemicunya (zat itu) diyakini adalah kondisi stres. (ito/JPNN)

LONDON - Jika anda termasuk salah satu orang yang selama ini paling suka dikerubungi dan digigiti nyamuk, ada kemungkinan anda termasuk orang yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News