Hindari Kekalahan, Golkar Benahi Komunikasi
"Kelemahan komunikasi berpengaruh pada hasil pemilu. Seperti kurang intensnya komunikasi dengan daerah-daerah," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono di DPR RI, Kamis (17/7).
Ia mengatakan, pembenahan komunikasi ini akan dilakukan melalui badan pemenangan pemilu (Bappilu). "Ketidaklancaran komunikasi ini akan ditingkatkan secara keseluruhan," tegas Agung.
Agung yang juga Ketua DPR RI ini juga mengatakan, Pilkada juga memiliki pengaruh sedemikian rupa di banyak daerah. Dimana hal tersebut menganggu hasil konsolidasi yang dilakukan. "Misalkan ada perebutan antarkader partai. Ini mengganggu persatuan dan kesatuan partai," katanya.
Selain meningkatkan komunikasi, Agung mengatakan, Golkar juga terus menbangun pencitraan bahwa partai tersebut bukanlah partai yang menjadi benteng koruptor. Realisasi dari pencitraan ini dilakukan dengan memproses secara hukum kader yang terlibat dengan masalah hukum. "Kalau ada yang terlibat, ya akan ditindaklanjuti," katanya.
Ke depan, terus Agung, penyusunan daftar calon legislatif juga akan menjadi perhatian. Dari beberapa syarat yang ada, tidak terlibat masalah hukum adalah syarat yang harus dipenuhi calon. Baru kemudian popularitas dan kompetensi.
"Dengan begitu, diharapkan kita mampu menyusun daftar calon yang bersih. Ini sekaligus akan membantu membangun image partai," terus Agung. (ais)
JAKARTA-Upaya pembenahan agar kekalahan Partai Golkar dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) terus dilakukan. Salah satunya dengan membenahi komunikasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Partisipasi Festival Islam Kepulauan di Belanda, Kemenag Ulas Peran Penghulu di Era Modern
- Atasi Berbagai Tantangan Isu-isu Keberlanjutan Fungsi Lingkungan, RPP jadi Terobosan & Inovasi KLHK
- Bertemu Kepala Eksekutif Makau, Menaker Ida Bahas Penguatan Kerja Sama Ketenagakerjaan
- KPK Perlu Dalami Peran Samsudin Abdul Kadir di Kasus Jual Beli Jabatan Pemprov Malut
- Ikut Lestarikan Budaya, PermataBank Dukung Perayaan Adeging Mangkunegaran-267
- Soroti Kasus Korupsi Timah, PB Mathla’ul Anwar: Terlalu Banyak Mudarat