Hoki Irwan

Oleh Dahlan Iskan

Hoki Irwan
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya pun lantas menemukan istilah kompromi. Yang mungkin lebih tepat. Saya coba memperkenalkan istilah baru ini: hoki yang diupayakan.

Baca Juga:

Itu berarti saya memang memercayai adanya faktor hoki, tapi hoki yang diusahakan.

Saya pun ingat wartawan saya. Yang karya fotonya terpilih sebagai foto terbaik dunia –di tahun itu. Namanya Sholihudin. Justru ia bukan wartawan foto.

Foto juara dunia itu berupa truk tentara yang penuh sesak dengan suporter sepak bola Bonek. Saking penuhnya sampai posisi truk itu miring sekali.

Suporter remaja itu seperti hendak tumpah ke jalan. Satu dua orang sudah loncat dari truk –ketakutan.

Beberapa lagi terlihat panik. Sopir truk itu –berpakaian tentara– menoleh dengan wajah tegang.

Dewan juri di Swiss secara aklamasi memilih foto itulah juara dunia tahun itu. Tidak perlu diskusi. Tidak perlu pemungutan suara.

"Itu kan kebetulan. Ia lagi hoki. Lagi berada di lokasi truk itu," ujar beberapa wartawan –yang kelihatannya cemburu.

Bos Sido Muncul ngotot bahwa keberhasilannya selama ini benar-benar semata karena hoki. Tidak ada yang lain. Juga bukan karena kerja keras.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News