Hong Kong Konawe

Hong Kong Konawe
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Namun Tiongkok pasti tidak peduli dengan itu. Tiongkok bisa bersikap: salah rakyat Hong Kong sendiri, mengapa demo besar-besaran sepanjang tahun --yang tujuan akhirnya minta Hong Kong merdeka.

Baca Juga:

Keputusan Trump lainnya: akan memberi sanksi langsung kepada pejabat-pejabat tinggi Tiongkok dan Hong Kong.

Mungkin mirip sanksi yang dijatuhkan pada pejabat-pejabat tinggi Iran --yang tidak bisa bepergian ke Amerika. Termasuk, siapa tahu, tidak bisa ke markas PBB yang ada di New York.

Namun siapa tahu juga PBB sudah ambil pelajaran dari Covid-19: sidang PBB-nya lewat Zoom. Pun siapa tahu penyelenggara Zoom yang ditunjuk adalah Jagaters-nya JTO --mantan anak buah saya yang kini jadi bos penyelenggara webinar yang laris.

Keputusan Trump itu pasti membuat heboh warga Hong Kong. Saya jadi ingat teman saya: orang Surabaya.

Ia memilih menjadi warga negara Hong Kong. Katanya: fleksibelnya bukan main. Ia bisa ke Amerika, Inggris, Canada, Eropa kapan saja. Semaunya.

Kini mereka akan menjadi sama dengan warga negara Tiongkok. Yang untuk ke negara-negara itu harus mengurus visa --pun tidak tentu bisa dapat.

Pengusaha di Hong Kong benar-benar pusing, tetapi apa peduli Tiongkok. Hong Kong --di mata Tiongkok-- tidak lagi sepenting 30 tahun lalu.

Ngamuknya Bu Risma sebenarnya lebih menarik, tetapi belum bisa ditulis di DI’s Way hari ini. Itu karena Donald Trump juga ngamuk --meski tidak pakai nangis-nangis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News