Hujan Es Mengguyur Jakarta, Ini Penjelasan BMKG

Hujan Es Mengguyur Jakarta, Ini Penjelasan BMKG
Es batu yang turun bersama dengan hujan yang mengguyur wilayah DKI Jakarta, Selasa (28/3). Foto: Twitter/BPBDJakarta

jpnn.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis penjelasan tentang fenomena hujan es yang mengguyur sebagian wilayah DKI Jakarta pada Selasa (28/3) sore.

Menurut Humas BMKG, kejadian hujan es disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat itu lebih sering terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim baik dari kemarau ke hujan atau sebaliknya.

Sebelum hujan es batu mengguyur, BMKG sudah mencermati indikasi yang muncul. Di antaranya adalah udara terasa panas dan gerah akibat adanya radiasi matahari yang cukup kuat.

Hal itu ditunjukkan dengan perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (lebih dari 4.5°C) yang disertai dengan kelembaban cukup tinggi di angka 700 mb (lebih dari 60 persen).

Selain itu, mulai pukul 10.00 pagi sudah terlihat tumbuh awan cumulus (awan putih berlapis–lapis). Di antara awan itu ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu–abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

Tahap berikutnya, awan itu akan cepat berubah warna menjadi abu–abu hingga hitam atau yang dikenal dengan awan cumulonimbus. Selanjutnya, pepohonan menjadi bergoyang cepat dan ada hembusan udara dingin.

Biasanya, hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras secara tiba–tiba. Apabila hujannya gerimis, maka kejadian angin kencang justru menjauh.

Jika dalam 1-3 hari berturut–turut tidak ada hujan pada musim transisi atau pancaroba, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang, bahkan terkadang masuk dalam kategori puting beliung.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis penjelasan tentang fenomena hujan es yang mengguyur sebagian wilayah DKI Jakarta pada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News