Ibu Harus Jadi Penyejuk di Pilpres 2019, Bukan Tebar Fitnah

Ibu Harus Jadi Penyejuk di Pilpres 2019, Bukan Tebar Fitnah
Para Biru bagi-bagi bunga ke sejumlah ibu yang melintas di lampu merah Salemba. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Satu bunga untuk satu orang ibu dengan satu tujuan pemilu damai, itulah tulisan yang terpampang pada spanduk "Para Biru' dalam aksi damai memperingati Hari Ibu di lampu merah Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (22/12).

Para Biru merupakan perkumpulan para alumni Universitas Kristen Indonesia (UKI) lintas fakultas. Sebagian besar di antaranya merupakan mantan aktivis 1998.

Menurut Koordinator aksi Mia Sinaga, aksi digelar memperingati Hari Ibu, sekaligus menyerukan agar para ibu dapat menjadi penyejuk bagi keluarga dan lingkungan sekitar, terutama menghadapi Pemilu 2019.

Bukan malah mengumbar kebencian atau turut serta melakukan provokasi berbau SARA dan hal-hal lain.

"Demi masa depan Ibu Pertiwi, para ibu harus memilih menjadi ratu-ratu perdamaian. Bukan menjadi ratu hoaks atau ratu fitnah yang dapat membuat masa depan NKRI terancam," ujar Mia.

Mia lebih lanjut mengatakan, pemilu damai adalah keinginan dan kerinduan para ibu. Karena, kalau pemilu dihiasi oleh isu SARA, hoaks dan ujaran kebencian, sangat tidak baik bagi demokrasi Indonesia.

Alasannya sederhana, isu SARA, hoaks dan ujaran kebencian hanya akan mengakibatkan perpecahan dan melahirkan gesekan horizontal.

"Ketika terjadi konflik maka sudah bisa dipastikan ibu dan anak akan menjadi pihak yang paling dirugikan," ucapnya.

Satu bunga untuk satu orang ibu dengan satu tujuan pemilu damai, itulah tulisan yang terpampang pada spanduk Para Biru

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News