Ibu Wali Kota: Jangan Sampai Satpam juga Orang Asing

Ibu Wali Kota: Jangan Sampai Satpam juga Orang Asing
Neni Moerniaeni. Foto: Kaltim Post/dok.JPNN

Menurut Andy Ervyn, kegiatan kepolisian terbatas di lingkungan kerja masing-masing, sehingga dengan adanya satpam, tentunya dapat mengurangi kerja Polri dalam hal pengamanan.

Misal, terjadi sesuatu di lingkup perusahaan tempat satpam tersebut bekerja. Maka yang utama melakukan pengamanan adalah pihak satpam atau sekuriti.

Karena itu, Andy berharap, para sekuriti diberi bekal pelatihan, sehingga jika terjadi sesuatu maka tahu apa yang harus dilakukan dengan sigap.

“Jadi tidak bingung jika ada kejadian di perusahaan, karena sudah dibekali latihan dan bisa menyelesaikan dengan sistematis. Karena itu saya harap sekuriti harus terus berlatih dan berlatih,” ujar Andy Ervyn.

Jika perlu APSI bisa menjadwalkan latihan, Polres Bontang siap memberikan latihan.

Sementara itu Ketua Asosiasi Profesi Sekuriti Indonesia (APSI) Kota Bontang Irwin Rudiyanto, memohon kepada perusahaan dan pemerintah termasuk Polres Bontang sebagai Pembina APSI, agar tenaga satpam adalah asli pribumi.

“Jangan sampai tenaga satpam nantinya adalah orang luar. Karena akan bermasalah nantinya. Jangankan tenaga asing, masih sama-sama orang pribumi saja kadang ada masalah,” ujar Irwin.

Karena itu, Irwin berharap, khusus di Bontang jangan sampai ada tenaga asing yang berprofesi sebagai satpam atau sekuriti.

JPNN.com – Wali Kota Bontang, Kaltim, Neni Moerniaeni mengaku prihatin dengan “serbuan” tenaga kerja asing (TKA) di beberapa daerah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News