Ical Menuai Kritik

Ical Menuai Kritik
Ical Menuai Kritik
JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie beberapa waktu lalu yang menyarankan politikus harus seperti tikus menuai kritikan banyak kalangan. Pasalnya, sebutan binatang pengerat itu sangat cocok untuk julukan koruptor.

“Tikus itukan terminologi untuk koruptor. Jadi sangat tidak etis, jika hal itu disebutkan untuk kerja politisi,” kata Ketua DPP PAN Bima Arya. Menurut Bima, sebagai pemimpin salah satu partai politik terbesar, Ical semestinya memiliki pemahaman isi yang mendalam soal profesi politikus. “Dalam hal ini saya tidak tahu Ical paham atau tidak dengan lontaran ucapannya itu. Tetapi, itu bisa jadi refleksi yang ada di internal Golkar,” sindir Bima.

Dia menyarankan agar Ical bisa beranalogi yang lebih positif di mata masyarakat dalam memperspektifkan profesi politikus. “Politikus adalah pekerjaan terhormat karena mengurusi masyarakat, bukan sekadar urusan teknis dan strategis. Kalau pun mau analogi, lebih pas lumba-lumba daripada tikus.  Lumba-lumba itu hidupnya selalu berkerumun, tidak individualis seperti tikus. Dia bersahabat dgn siapa saja, penolong, penghibur, dan berjiwa sosial,” sarannya.

Ditanya apakah pernyataan Ical akan membuat Partai Golkar semakin dibenci rakyat, Bima enggan berkomentar. Ia mengatakan biarlah rakyat yang menilai. “Menurut saya, lebih baik, para politisi berwacana untuk masalah yang lebih substansi. Misalnya, wacana konfederasi sebagai menu bahasan,” imbuhnya.

JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie beberapa waktu lalu yang menyarankan politikus harus seperti tikus menuai kritikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News