Kampanye Cegah Surplus Duda

Kampanye Cegah Surplus Duda
Kampanye Cegah Surplus Duda
JAKARTA - Meskipun tidak lagi menjabat menteri, kegiatan Khofifah Indar Parawansa saat ini tetap sangat padat. Salah satu aktivitasnya yang menyita waktu adalah menjadi ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).  Lewat organisasi yang dipimpin itu, Khofifah gencar berkampanye untuk menurunkan tingginya angka kematian bayi dan ibu saat melahirkan. "Selama ini, Muslimat NU bekerja sama dengan berbagai organisasi, termasuk dari luar negeri di bawah naungan PBB seperti UNFPA, UNESCO dan UNDP," ujarnya di Jakarta pekan lalu.

 

"Terakhir, kami bekerja sama dengan UNMC untuk percepatan Millenium Development Goal?s. Terutama, tujuan keempat dan kelima. Bukan gol di Afrika Selatan," lanjutnya lantas tertawa.  Tujuan itu berkaitan dengan penurunan kematian bayi dan ibu saat melahirkan. Menteri negara pemberdayaan perempuan pada era Presiden Abdurrahman Wahid (1999?2001) itu menyatakan bahwa Muslimat NU sudah masuk layanan keluarga berencana sebelum BKKBN terbentuk.

 "Sebagian besar bapak jadi kontributor. Nggak mikir efek kontribusinya pada perempuan. Karena itu, kami bekerja sama dengan UNMC untuk mengurangi angka kematian bayi dan ibu, terutama akibat komplikasi persalinan," beber perempuan kelahiran 19 Mei 1965 tersebut.

 Menurut dia, jika dihitung per jam, dua ibu di Indonesia meninggal karena komplikasi persalinan. "Kalau setiap jam dua ibu meninggal, setiap hari ada 48 duda baru di Indonesia. Kalau dihitung, berapa banyak surplus duda," ujar ibu empat anak tersebut.

JAKARTA - Meskipun tidak lagi menjabat menteri, kegiatan Khofifah Indar Parawansa saat ini tetap sangat padat. Salah satu aktivitasnya yang menyita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News