IDI Ajak Warga Percepat Vaksinasi Covid-19 dan Lawan Disinformasi

IDI Ajak Warga Percepat Vaksinasi Covid-19 dan Lawan Disinformasi
Warga mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Perlu pula untuk senantiasa mengajak semua orang menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, tidak kalah penting memastikan vaksin terdistribusi merata sampai ke seluruh penjuru Indonesia. Bukan hanya tersedia, tempat vaksinasi juga harus didekatkan dengan masyarakat.

Sementara itu, dr. Nadia mengatakan, vaksin terus didatangkan dan dikirim ke seluruh Indonesia. Untuk pengirimannya, memang ada sejumlah pertimbangan teknis dalam proses distribusi.

Meski demikian, bukan berarti distribusi tidak sampai ke berbagai penjuru Indonesia. Upaya itu perlu diimbangi dengan terus mengajak masyarakat agar mau divaksinasi.

Salah satu hal yang menjadi pertimbangan adalah cara penyimpanan vaksin jenis tertentu dalam proses distribusinya. Sebagian vaksin yang dipesan, seperti Pfizer dan Moderna, harus disimpan dalam suhu beku ekstrem. Jika tidak, vaksin akan rusak dan berkurang kualitas dan khasiatnya.

Terkait dengan khasiat vaksin, semua vaksin COVID-19 yang dipakai di Indonesia telah diuji kualitas dan khasiatnya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Namun begitu Prof. Hindra juga mengatakan, memang ada laporan tentang dampak setelah vaksinasi. Hanya saja data di Komnas KIPI menunjukkan, sebagian atau 60 persen laporan tersebut hanya dipicu dari kecemasan.

Vaksinasi juga bukan hal baru di Indonesia dan pengetahuan soal itu terus berkembang. Contohnya, di masa lalu dianjurkan menyediakan penurun demam sebelum vaksinasi. Belakangan, anjuran direvisi menjadi hanya jika ada gejala.

"Jadi, kalau tidak ada gejala, sebaiknya jangan diberi pereda," kata Prof. Hindra.

Ketua terpilih Pengurus Besar IDI, dr. Adib Khumaidi Sp.OT, mengatakan, salah satu program utama PB IDI adalah pemberantasan disinformasi terkait COVID-19 dan vaksinasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News