IDI Dukung Pembatasan Fakultas Kedokteran

IDI Dukung Pembatasan Fakultas Kedokteran
IDI Dukung Pembatasan Fakultas Kedokteran
MATARAM -Program pemerintah untuk membatasi pendirian Fakultas Kedokteran didukung Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pusat. Bahkan tidak hanya membatasi pendirian Fakultas Kedokteran baru, IDI memandang bila perlu Fakultas Kedokteran yang sudah ada dan tidak berkualitas ditutup saja.

‘’Sekarang banyak Fakultas Kedokteran yang akreditasi C. Mau tidak mau bukan hanya dibatasi tetapi yang sudah berdiri kalau tidak berkualitas ditutup saja,’’ kata dr Slamet Budiarto SH M.Kes, Sekjen PB IDI kepada Lombok Post (Grup JPNN), Minggu (14/10) di Mataram.

Hal itu dimaksudkan agar dokter yang dihasilkan dari fakultas kedokteran benar-benar bisa dipertanggungjawabkan kualitasnya dan memiliki kompetensi yang baik. ‘’Hasil uji kompetensi terhadap dokter, ada beberapa Fakultas Kedokteran yang lulusannya tidak kompeten. Baik dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta.  Itu harus dibantu kalau tidak ditutup,’’ ujarnya.

Menurut dr Slamet, perbandingan jumlah penduduk Indonesia dengan jumlah dokter anggota IDI sebenarnya sudah memadai. Munculnya fakultas-fakultas kedokteran yang baru dikhawatirkan hanya menambah jumlah lulusan tetapi mutunya kurang terjamin. Jumlah dokter anggota IDI saat ini sudah mencapai 110.000 orang. Terdiri dari 85 ribu dokter umum dan 25 ribu dokter spesialis. Ratio kebutuhan dokter terhadap jumlah penduduk adalah 1:3.000. Artinya satu dokter melayani 3.000 penduduk.

MATARAM -Program pemerintah untuk membatasi pendirian Fakultas Kedokteran didukung Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pusat. Bahkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News