IDI Minta Peredaraan Obat Diawasi

IDI Minta Peredaraan Obat Diawasi
IDI Minta Peredaraan Obat Diawasi
JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah melakukan pengawasan terhadap peredaran obat, terutama pusat perdagangan grosir. Hal ini untuk mencegah pembiusan yang marak jelang mudik. Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat IDI Prasetyo Widi Buwono mengatakan, kejadian pembiusan paling banyak terjadi di Terminal Pulogadung. Obat yang banyak dipakai jenis antihistamin dan valium (obat tidur).

"Biasanya anjurannya jangan makan atau minum pemberian orang yang tidak kita kenal. Ada yang sok kenal sok dekat ngasih makan atau minum. Tapi di dalamnya udah ada obat bius," kata Prasetyo di Jakarta.

 

Tapi, yang lebih penting adalah adanya pengawasan obat di pasaran. Misalnya di Pasar Pramuka. Berdasarkan pengalaman di RS Persahabatan 4 tahun lalu, lanjutnya, selalu terjadi pembiusan. Bahkan tidak hanya menjelang Lebaran saja. "Biasanya dekati mudik penderitanya makin banyak," katanya.

Sementara itu, Koordinator Lapangan Bakti Kesehatan IDI Huntal Simamora menjelaskan, data kecelakaan dari Mabes Polri pada 2009 mencapai 550 kasus dengan korban meninggal 373 orang. Pada 2010 tercatat 634 kasus yang menyebabkan 128 meninggal, 165 luka berat, dan 325 luka ringan. Lokasi kecelakaan terbanyak di jalur utama mudik dan alternatif pantura. Penyebabnya human error dan kondisi fisik kendaraan.

JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah melakukan pengawasan terhadap peredaran obat, terutama pusat perdagangan grosir. Hal ini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News