IDI: Pengembangan Bahan Baku Lokal Dapat Menekan Impor Obat

IDI: Pengembangan Bahan Baku Lokal Dapat Menekan Impor Obat
Produk antivirus corona berbasis eucalyptus. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Muhammad Faqih menilai, penelitian Litbang Kementan pada tanaman eucalyptus dapat mengurangi ketergantungan impor pada bahan obat.

Hal ini disampaikan Faqih saat menandatangani kerja sama penelitian lanjutan eucalyptus di kantor Kementan, Jakarta, Rabu (8/7).

"Temuan kandungan pada tanaman eucalyptus oleh Balitbangtan Kementan telah menyadarkan kita bahwa kita kurang memanfaatkan produk dalam negeri yang kita olah sendiri," katanya.

Menurut Faqih, selama ini alat kesehatan dan obat-obatan di Indonesia hampir seluruh produknya diimpor dari berbagai negara.

Impor terbanyak dilakukan dari negara China dan India. Padahal, selama ini Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tumbuhanya.

Oleh sebab itu, Daeng berharap tanaman obat yang ada di Indonesia bisa dibudidayakan untuk penelitian dam riset lebih mendalam dan memastikan kesehatan masyarakat agar tidak melulu bergantung pada bahan impor.

"Ini menjadi tantangan kita apakah ingin tetap bergantung pada impor ataukah ingin memberi peluang pada obat hasil dari dalam negeri. Saya sudah bicara dengan Pak Mentan untuk mendorong kemandirian bangsa di bidang industri kesehatan dan di bidang pelayanan kesehatan. Mudah-mudahan kemandirian bangsa di bidang obat-obatan di Indonesia dapat dibantu dengan kontribusi sektor pertanian," terangnya.

Sebagai informasi, Kementan dan IDI telah melakukan penandatangan kerjasama MOU untuk pengembangan riset tanaman eucalyptus sebagai solusi melawan virus corona dan lainnya.

Penelitian Litbang Kementan pada tanaman eucalyptus dapat mengurangi ketergantungan impor obat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News