Eucalyptus, Sumbangsih Kementan di Tengah Pandemi untuk Indonesia

Eucalyptus, Sumbangsih Kementan di Tengah Pandemi untuk Indonesia
Antivirus corona berbasis eucalyptus. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Balai Besar Veteriner (BBalitvet) Indi Dharmayanti mengatakan, Menteri Pertanian (Mentan) pada awalnya ingin para peneliti di Kementerian Pertanian (Kementan) berkontribusi untuk pandemi.

Sebab, begitu banyak potensi yang dimiliki Indonesia untuk mengatasi penyakit tidak hanya dari satu sisi saja.

“Menghadapi penyakit ini, harus bersama-sama. Kita tidak bisa mengatasi penyakit hanya dari satu sisi saja. Sesuai arahan Pak Menteri Pertanian, penelitian itu tidak boleh berakhir," cerita Indi Dharmayanti.

Indi menambahkan, di Balitbangtan mereka memiliki Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, BBalitvet, dan Balai Besar Pasca Panen yang kemudian berkolaborasi melakukan riset. Jika beberapa kalangan mengatakan Kementan tidak kompeten dan meragukan, maka ia mengatakan hal tersebut kurang tepat.

"Tentu kami sangat kompeten meneliti tanaman obat, meneliti virus, bahkan mengemas produk pasca panen petani menjadi produk yang bernilai tinggi untuk masyarakat," jelasnya.

Indi mengungkapkan BBalitvet memiliki sejarah panjang dalam melakukan penelitian dan pengkajian terhadap berbagai jenis penyakit hewan dan zoonosis, termasuk virus corona. Koleksi virus tersebut disimpan dalam Balitvet Culture Collection.

“Kami punya koleksi virus yang sangat lengkap, dari zaman (penjajahan) Belanda hingga sekarang, mulai dari patogen hingga non patogen. Kita punya koleksi virus corona, bakteri antraks, hingga virus influenza. Dan semua terdokumentasi dengan baik,” ujar Indi.

Karena itu, Indi melihat pengembangan produk eukaliptus yang dilakukan oleh Kementan merupakan hal yang sangat lumrah. Apalagi Kementan memiliki fasilitas dan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.

Riset eucalyptus merupakan sumbangsih Kementan di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 untuk Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News