Eucalyptus, Sumbangsih Kementan di Tengah Pandemi untuk Indonesia

Eucalyptus, Sumbangsih Kementan di Tengah Pandemi untuk Indonesia
Antivirus corona berbasis eucalyptus. Foto: Humas Kementan

“Kami punya fasilitas sangat baik, seperti laboratorium Biosafety Level (BSL) 3 sebagai laboratorium dengan tingkat keamanan tertinggi yang ada di Indonesia. Kami juga memiliki SDM yang telah tersertifikasi secara internasional,” tegas Indi.

Indi menyebutkan pihaknya akan terus bekerja sama dengan lembaga-lembaga lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan. Apalagi sesuai dengan konsep One Health, kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan memang saling terkait, sehingga diperlukan upaya kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu yang bekerja secara lokal, nasional dan global.

“Beberapa lembaga sudah terbuka untuk melakukan kerja sama untuk uji klinis, seperti Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Hasanuddin dan FK Universitas Indonesia. Selain itu juga sudah ada dukungan dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia),” tutur Indi.

Sebagai informasi pada tahun 2006, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan terhadap BBalitvet atas penelitiannya tentang virus flu burung. Penelitian tersebut berhasil menghasilkan kandidat vaksin flu burung yang diproduksi hingga sekarang. Lembaga ini dikenal sejak lama sebagai pusat penelitian penyakit hewan, dengan reputasi internasional, dan bekerjasama dalam pencegahan bioterorisme.

"Banyak penyakit yang bersumber awalnya dari hewan, dan Covid-19 salah satu yang diduga berawal dari hewan ke manusia. Kami sudah punya juga sampelnya, namun karena virus ini masih baru, tentu masih perlu dipelajari karakteristiknya. Kami yakin riset kolaborasi peneliti kesehatan hewan dan manusia akan memperkuat peran eukalyptus ini," tutupnya. (ikl/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

Riset eucalyptus merupakan sumbangsih Kementan di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 untuk Indonesia.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News