IDI: Tidak Bersalaman Hanya Cocok di Daerah Wabah Covid-19

IDI: Tidak Bersalaman Hanya Cocok di Daerah Wabah Covid-19
Penumpang mencuci tangan dengan hand sanitizer di Stasiun MRT, Jakarta, Selasa (3/3). PT MRT Jakarta ikut mengatisipasi virus Corona dengan memasang hand sanitizer dan detektor suhu badan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis paru dari Ikatan Dokter Indonesia dr Erlina Burhan Sp.P(K) mengatakan keputusan untuk tidak bersalaman guna menghindari perpindahan kuman dan virus hanya cocok diterapkan di daerah yang terjadi wabah COVID-19.

"Kasus di kita baru dua, bukan seperti di Wuhan puluhan ribu orang terjangkit yang barangkali bersalaman tidak dianjurkan," kata Erlina yang tergabung sebagai Satgas COVID-19 di kantor PB IDI Jakarta, Kamis (5/3).

Menurut dia, budaya bersalaman hingga saat ini masih bisa dilakukan di Indonesia karena belum terjadi wabah dengan kasus mencapai ribuan.

Yang terpenting, kata Erlina, adalah rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk membunuh virus.

Terlebih bagi para guru di sekolah yang biasanya bersalaman dengan siswa yang mencium tangan gurunya.

Erlina mewajibkan agar guru selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir.

Dia pun menyinggung agar orang-orang tidak perlu membeli hand sanitizer untuk menjaga tangannya tetap bersih.

"Cuci tangan pakai sabun yang murah dan air mengalir juga bisa membunuh virus," kata Erlina.

Menurut Erlina, orang-orang tidak perlu membeli hand sanitizer untuk menjaga tangannya tetap bersih.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News