Iduladha di China Lebih Meriah dari Idulfitri, tetapi Masjid Masih Dilarang Buka

Iduladha di China Lebih Meriah dari Idulfitri, tetapi Masjid Masih Dilarang Buka
Para imam Masjid Niujie, Beijing, sebelum memimpin ritual shalat Idul Fitri, Kamis (13/5). Foto: ANTARA/Global Times/mii

jpnn.com, BEIJING - Jatuhnya Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah di China diperkirakan akan berbeda di setiap provinsi atau kota/daerah setingkat provinsi.

Informasi yang dihimpun ANTARA Beijing dari asosiasi Muslim China, Senin, menyebutkan bahwa ada yang merayakan lebaran kurban pada Sabtu (9/7), tetapi ada juga yang Minggu (10/7).

"Guerbang Jie (Festival Qurban) di Beijing tanggal 10 Juli," kata seorang imam masjid di Beijing kepada ANTARA.

Namun beberapa umat Islam di Daerah Otonomi Qinghai akan merayakan Iduladha pada Sabtu (9/7).

"Sayangnya untuk Iduladha tahun ini kami belum bisa menyelenggarakan salat Id karena masjid-masjid di Beijing masih tutup akibat pandemi," kata seorang pengurus asosiasi Muslim di Beijing.

Sementara itu, Asosiasi Muslim China (CMA) Taiwan menetapkan Iduladha pada Sabtu (9/7), sedangkan Jepang pada Minggu (10/7).

Di China, khususnya di daerah-daerah kantung muslim, seperti Xinjiang, Qinghai, dan Ningxia, Iduladha biasa dirayakan secara besar-besaran.

Mereka merayakannya dengan memotong hewan kurban dan membagikannya kepada komunitasnya.

Tradisi Guerbang Jie atau Hari Raya Iduladha sangat dikenal oleh masyarakat China secara umum

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News