Iklan Politik Habiskan Rp 2,2 Triliun
Sepanjang 2008, untuk Parpol dan Pencitraan Pemerintah
Rabu, 21 Januari 2009 – 10:53 WIB

Iklan Politik Habiskan Rp 2,2 Triliun
"Sebagian besar memang dibelanjakan di koran lokal karena mungkin dianggap lebih dekat dengan pembaca. Selain memang mulai masuk tahun politik (2009, Red), tahun kemarin (2008, Red) kan memang juga banyak pilkada,’’ papar Maika, menganalisis.
Baca Juga:
Riset Nielsen Media Indonesia tersebut dilakukan periode Januari–Desember 2008. Dilaksanakan di sembilan kota besar di Indonesia, riset itu mencakup iklan pada 93 media massa cetak, 19 stasiun televisi, dan 151 majalah serta tabloid. Penghitungannya didasarkan pada published rate card dengan tidak memasukkan elemen diskon, promo, maupun iklan baris.
Secara terpisah, Wakil Direktur LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi Sosial) Sudar D. Atmanto menyatakan, kecenderungan peningkatan iklan politik pada 2009 memang akan cukup besar. ’’Parpol maupun kandidat capres akan bertarung juga lewat media. Kecenderungannya mulai tampak mulai akhir 2008,’’ ujarnya.
Dia pun mengungkapkan, data yang diperoleh lembaganya yang juga dari Nielsen Media Indonesia sepanjang September–November 2008 menyatakan, parpol telah mulai berlomba memasang iklan di media. "Partai Demokrat yang tertinggi dalam kurun waktu itu," katanya.
JAKARTA – Sepanjang 2008, iklan politik (parpol) maupun iklan pemerintah di media telah menguras dana cukup besar. Berdasar temuan Nielsen
BERITA TERKAIT
- Kapan Jadwal Pelantikan Afni sebagai Bupati Siak? KPU Menjawab
- Sidang Kabinet Seharusnya Bahas Persoalan Bangsa, Bukan Ijazah Palsu
- Nilam Sari Harapkan Sisdiknas Baru Atasi Kesenjangan Pendidikan di Daerah 3T
- Pengamat: Masyarakat Tak Rela Prabowo Terkontaminasi Jokowi
- Kepala BGN Curhat kepada DPR: Seluruh Struktural Kami Belum Menerima Gaji
- Wasekjen Hanura Kritik Pertemuan Erick Thohir dengan KPK dan Kejagung Soal UU BUMN