Iklan Politik Habiskan Rp 2,2 Triliun

Sepanjang 2008, untuk Parpol dan Pencitraan Pemerintah

Iklan Politik Habiskan Rp 2,2 Triliun
Iklan Politik Habiskan Rp 2,2 Triliun
"Sebagian besar memang dibelanjakan di koran lokal karena mungkin dianggap lebih dekat dengan pembaca. Selain memang mulai masuk tahun politik (2009, Red), tahun kemarin (2008, Red) kan memang juga banyak pilkada,’’ papar Maika, menganalisis.

 

Riset Nielsen Media Indonesia tersebut dilakukan periode Januari–Desember 2008. Dilaksanakan di sembilan kota besar di Indonesia, riset itu mencakup iklan pada 93 media massa cetak, 19 stasiun televisi, dan 151 majalah serta tabloid. Penghitungannya didasarkan pada published rate card dengan tidak memasukkan elemen diskon, promo, maupun iklan baris.

 

Secara terpisah, Wakil Direktur LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi Sosial) Sudar D. Atmanto menyatakan, kecenderungan peningkatan iklan politik pada 2009 memang akan cukup besar. ’’Parpol maupun kandidat capres akan bertarung juga lewat media. Kecenderungannya mulai tampak mulai akhir 2008,’’ ujarnya.

 

Dia pun mengungkapkan, data yang diperoleh lembaganya yang juga dari Nielsen Media Indonesia sepanjang September–November 2008 menyatakan, parpol telah mulai berlomba memasang iklan di media. "Partai Demokrat yang tertinggi dalam kurun waktu itu," katanya.

 

JAKARTA – Sepanjang 2008, iklan politik (parpol) maupun iklan pemerintah di media telah menguras dana cukup besar. Berdasar temuan Nielsen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News