Ilmuwan Australia dan AS Temukan Obat Anti-Penuaan

"Kami telah beranjak dari percobaan tikus ke studi manusia tahap awal. Sudah ada beberapa uji klinis di seluruh dunia, dan kami berharap, dalam beberapa tahun ke depan, bisa mengetahui apakah temuan ini akan benar-benar bekerja pada manusia," ungkapnya.
Uji klinis ini adalah studi kecil namun menunjukkan hasil yang menjanjikan pada manusia, sebutnya.
"Mereka menunjukkan bahwa molekul yang memperpanjang umur tikus aman diberikan pada manusia, mereka tampaknya anti-radang, sehingga mereka mungkin berguna melawan peradangan dari suatu penyakit, seperti kulit kemerahan atau bahkan radang usus," kemukanya.
Ia menambahkan, "Akhirnya kami ingin molekul ini dikonsumsi banyak orang untuk mencegah penyakit penuaan dan membuat mereka hidup lebih lama, dan lebih sehat."
Profesor David disebut majalah Time sebagai salah seorang yang paling berpengaruh di dunia.
Ia telah menggunakan molekul anggur merah, yakni ‘resveratrol’, selama satu dekade.
"Saya telah mengkonsumsi ‘resveratrol’ selama 10 tahun terakhir karena tampaknya sangat aman," akunya.
"Tapi penelitian lebih lanjut yang saya ketahui, dan sekarang ada ribuan jurnal tentang itu, saya berpikir ada peluang bagus bahwa obat ini akan mendatangkan beberapa manfaat," lanjutnya.
Para ilmuwan dari Universitas New South Wales (UNSW) dan Harvard mengatakan, tim mereka telah menemukan cara untuk menahan proses penuaan.Penelitian
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina