Ilmuwan Ternama Australia Paksa Mahasiswa Akui Pelanggaran Istrinya


Seorang ilmuwan senior yang menekan mahasiswanya untuk menandatangani sebuah pernyataan resmi -sehingga istri sang profesor bebas dari pelanggaran mengebut di jalan -telah dihukum di Pengadilan Adelaide.
Profesor Dayang Wang, 44 tahun, adalah ilmuwan terkemuka dunia yang mengkhususkan diri pada teknologi pengolahan air, namun kini tak lagi bekerja untuk Universitas Australia Selatan.
Ia mengundurkan diri pada akhir tahun 2013 setelah terungkap bahwa ia memaksa siswa tersebut mengaku mengendarai mobilnya saat tertangkap berkendara dengan kecepatan 69 kilometer per jam di zona 60 km/jam.
Wang mengaku bersalah karena membuat pernyataan yang tidak benar.
Baru-baru ini, ia bekerja di Universitas RMIT di Victoria, namun juga telah mengundurkan diri untuk mengambil pekerjaan di China.
Persidangan memutuskan, ilmuwan ini akan dihukum karena satu kejahatan namun dengan latar belakang yang ada, hal itu bukanlah jenis kejadian yang terisolasi.
"Saya akui bahwa saya meminta mahasiswa untuk memberi rincian SIM mereka dan rincian rekening pribadi mereka sehubungan dengan pemberitahuan pengabaian dari polisi dan, dalam beberapa kasus, hal itu memiliki efek yakni mentransfer tanggung jawab pidana," kata Wang dalam sebuah pernyataan, yang dibacakan saat sidang.
"Saya merasa itu hanya sekedar bantuan yang saya minta dari mereka," ujar Wang.
Seorang ilmuwan senior yang menekan mahasiswanya untuk menandatangani sebuah pernyataan resmi -sehingga istri sang profesor bebas dari pelanggaran mengebut di jalan -telah dihukum di Pengadilan Adelaide.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina