Imbas Lonjakan Beban HGBT, Laba Bersih PGN Tergerus Rp 1,4 Triliun

jpnn.com, JAKARTA - Laba bersih PT Perusahaan Gas Negara (PGN) terpangkas 39 persen atau sekitar USD 93 juta (Rp 1,4 triliun kurs Rp 15.192 per USD) menjadi USD145,323.
Periode sama tahun lalu anak usaha Pertamina ini meraih laba bersih sebesar USD242,96 juta.
Berdasarkan laporan keuangan PGN di laman idx.co.id, jatuhnya laba PGN merupakan imbas dari lonjakan beban bisnis.
Laporan keuangan PGN untuk kinerja setengah tahun 2023 mencatat beban pokok pendapatan meningkat hampir 8% menjadi USD1,41 miliar dibandingkan USD1,31 miliar.
Lebih tinggi dibandingkan kenaikan pendapatan yang sebesar 2,5% sebesar USD1,78 miliar pada pertengahan tahun ini dibandingkan USD1,74 miliar pada pertengahan tahun lalu.
Penurunan laba bersih tersebut membuat laba bersih per saham dasar PGN turun dari USD0,010 pada semester I 2022 menjadi USD0,006 per saham pada pertengahan 2023.
Penderitaan PGN semakin dalam akibat program harga gas bumi tertentu yang dialokasikan kepada 7 sektor industri.
Dalam catatan 36d laporan keuangan semester I, PGN mencatat peningkatan biaya provisi untuk penyesuaian harga pembelian gas bumi tertentu (HGBT) menjadi sebesar USD208,225 juta.
Penderitaan PGN semakin dalam akibat program harga gas bumi tertentu yang dialokasikan kepada 7 sektor industri.
- PGN Mampu Jaga Kinerja Operasional dan Ketahanan Energi Nasional di Kuartal I 2025
- Bank bjb Tumbuh Positif di Tengah Tantangan Ekonomi Global, Cetak Laba Rp606 Miliar
- RAJA Bukukan Kinerja Positif Kuartal I 2025, Pendapatan & Laba Bersih Meningkat
- Dampak Perang Dagang, Komisi XII Dorong Impor Gas untuk Pasok Kebutuhan Energi Nasional
- Laba Bersih Telkom 2024 Turun, Pengamat: Perlu Jadi Perhatian Pemegang Saham
- Kinerja Gemilang, Garudafood Tebar Dividen Rp 350,33 Miliar